Friday, November 5, 2010
Waspadalah Terhadap Kelompok Suami Istri Berperilaku Seks Menyimpang Ini!!!
ISTRI mencari mangsa perempuan lain untuk dijadikan pasangan lesbian. Suami menyetujui dan membantu perekrutan serta menghasut para suami untuk mengijinkan. Sudah saya temukan di daerah pertokoan Tanah Abang Jakarta dan sebuah organisasi perempuan di Bandung. Anggotanya pun sudah banyak. Di atas 50 pasangan suami istri!!!
Masih ingat tulisan saya yang berjudul: “Istriku Lesbian?”. Nah, trend ini ternyata semakin berkembang dengan sangat cepat dan menurut sangat mengkhawatirkan saya. Makanya, saya menulis artikel yang satu ini, sebagai peringatan kepada para pembaca agar jangan sampai terbawa arus.
Diawali dari beberapa orang perempuan pedagang di daerah Tanah Abang Jakarta yang mulai merasa jenuh dengan kehidupan seksual mereka. Suami yang pada awalnya juga sering membeli kepuasan cinta mulai merasakan kejenuhan. Mereka kemudian sepakat untuk melakukan eksplorasi. Membiarkan para istri untuk mencoba merasakan hubungan seksual sejenis yang menjadi tontonan sensual tersendiri bagi para suami. Seiring dengan perjalanan waktu di mana perilaku ini kemudian menjadi sebuah rutinitas, mereka pun menjadi merasa “butuh” untuk mencari pasangan yang baru. Tujuannya tentu saja tidak lain agar tidak bosan serta memperkuat kelompok ini.
Para istri pun kemudian mulai mencari mangsa baru. Tadinya hanya seputar kelompok pedagang yang lain, namun kemudian merambah ke para pelanggan mereka. Cara mereka sangat halus dan sama sekali tidak mencurigakan. Pendekatan yang biasa mereka lakukan adalah dengan memberikan “perhatian lebih”. Mulai dari harga yang murah, pelayanan ekstra, sampai dengan pendekatan personal alias menjadi teman curhat. Pokoknya, dibuat merasa nyaman banget, deh!!! Tidak sadar, calon anggota ini diracuni dengan masukan-masukan tentang perilaku seksual yang tidak sehat. Keraguan diatasi dengan bujukan dan rayuan yang lain. Perlahan namun pasti. Mereka sangat pintar dalam melakukan aksinya.
Ketakutan bila ketahuan suami? Nah, ini dia!!! Para suami mereka kemudian turun tangan. Contohnya, bila saat sedang berbelanja diantar suami tetapi ingin melakukannya. Para suami ini menemani suami-suami anggota baru itu dengan alasan “Biarkanlah para istri menikmati hari belanja mereka dan saya akan menemani Anda sepanjang hari agar tidak bosan”. Para suami yang biasanya memang malas menemani istri berlama-lama belanja, tentu saja sangat tidak keberatan. Apalagi mereka pikir, yang menemani, toh, pedagang di sana. Kemungkinan untuk mendapatkan harga yang bagus pun menjadi besar. Jadilah, kemudian mereka melepas istri-istri mereka itu. Sementara di lain tempat, para istri sedang asyik masyuk indehoi di sebuah tempat yang memang sudah disediakan sebelumnya. Tidak jauh dari lokasi pusat perdagangan itu.
Pertemanan para suami kemudian dilanjutkan di luar urusan belanja. Para suami ini terus didekati oleh para suami yang lain sambil diberi masukan-masukan tentang perilaku seksual yang tidak sehat. “Daripada istri selingkuh dengan pria?”, begitulah alasan utama mereka. Lagipula, tidak bisa juga dipungkiri bahwa banyak sekali pria yang berfantasi melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang perempuan. Melihat pasangan lesbian melakukan hubungan seksual memberikan sensasi rangsangan yang sangat luar biasa. Iya, nggak? Ini semua mempermulus langkah perekrutan sehingga kemudian para suami ini menyetujui dan turut bergabung ke dalam kelompok ini. Gila banget, kan?!!!
Perekrutan yang di Bandung lain lagi. Dilakukan lewat arisan. Jadi, pas arisan, bukan hanya sekedar ngumpul, cekakak-cekikik, ngegosip, dan mengocok undian, tetapi juga sambil berpesta seks. Beda dengan yang pernah saya ceritakan di “Arisan Pria Ala Si Tante”, ya. Pesta seks yang mereka lakukan adalah pesta lesbian yang dilakukan oleh para peserta arisan itu sendiri. Sukarela dan tanpa bayaran. Tukar pasangan antara mereka juga sudah merupakan hal yang biasa. Siapa saja, selama memang mau, silahkan mencoba. Yah, kasarnya seperti itulah!!!
Para suami mereka juga sudah tahu dan membiarkan saja. Bedanya dengan yang di Tanah Abang, para suami ini justru menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Saat istri asyik berpesta seks, mereka juga tidak mau kalah. Mereka juga sibuk berpesta dengan perempuan-perempuan lain. Sama-sama menikmati, kan?! Tidak boleh cemburu, dong!!! Kan, sama-sama bebas!!! Sakit banget, deh, ah!!!
Mereka ini tidak sadar bahwa sebetulnya mereka sudah mengalami kelainan kejiwaan dan perlu untuk segera “diobati”. Resiko tertular penyakit kelamin dan penyakit seksual lainnya pun tidak bisa dibendung. Kemungkinannnya sangatlah besar, biarpun mereka merasa bahwa semua yang mereka merasa “sudah memilih yang bersih dan aman”. Soalnya, mereka sudah bukan lagi termasuk kelompok pecinta sesama jenis, tetapi kelompok berperilaku heteroseksual. Toh, mereka juga tetap melakukan hubungan seks dengan suami dan istri mereka sendiri, kan?! Bahaya banget!!!
Kesulitan yang saya dan teman-teman konsultan serta terapis alami adalah untuk bisa “masuk” ke dalam lingkungan mereka. Memang, sekarang sudah ada beberapa pasangan yang keluar dan mengikuti terapi, tetapi hanya sedikit sekali. Kurang dari sepuluh persennya saja sementara perekrutan berjalan terus. Saya tidak bisa membayangkan kalau semua ini terus berlanjut. Tidaaaakkkk!!!
Teman-teman!!! Tolong bantu untuk memikirkan masalah ini dan sebarkan berita ini kepada yang lain, ya!!! Bila ada yang memang tahu atau mendapatkan informasi tentang kelompok yang sama, tolong juga memberitahukannya kepada saya agar bisa diambil langkah preventif selanjutnya. Terima kasih sekali atas bantuannya!!!
sosbud.kompasiana.com
Label:
Seks
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment