Clock By Blog Tips

Friday, February 18, 2011

Waspadalah.....Tidur Terlalu Malam Menyebabkan Kanker Hati


Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (GOT,GPT), ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm!
Selama ini hampir semua orang sangat bergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan menunjukkan hasil index yang normal berarti semua OK.
Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.

Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Ch’uan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.

Saat ini ada seorang pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati) sudah termakan habis. Pasien sangat terperanjat, Bagaimana mungkin? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal.
Bagaimana mungkin hanya dalam waktu satu tahun yang relatif singkat bisa tumbuh kanker hati yang demikian besar?

Ternyata check-up yang dilakukannya hanya memeriksa fungsi hati.
Hasil pemeriksaan juga menunjukkan normal.


Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling
dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling disalahpahami oleh masyarakat kita.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati.


Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.
Dokter Hsu mengatakan, GOT dan GPT adalah enzim yang paling banyak ditemui di dalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu dan sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka GOT dan GPT akan lari keluar. Hal ini menyebabkan kandungan GOT dan GPT di dalam darah meningkat.Tetapi tidak adanya peningkatan angka GOT dan GPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan pada hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati, meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi dalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati.

Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka GOT dan GPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan yang tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga
berakibat terjadilah banyak kisah sedih.
Penyebab utama kerusakan hati adalah :
  1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab utama.
  2. Tidak buang air di pagi hari.
  3. Pola makan yang terlalu berlebihan.
  4. Tidak makan pagi.
  5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
  6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
  7. Minyak goreng yang tidak sehat.
    Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil. Jangan mengkomsumsi makanan yang digoreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
  8. Mengkonsumsi masakan mentah (sangat matang) juga menambah beban hati. Sayur mayur dimakan mentah atau dimasak matang 3 – 5 bagian. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makanan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan jadwalnya.

Sebab:
Malam hari pk 9 – 11 : adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun (de-toxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang
tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
Malam hari pk 11 – dini hari pk 1 : saat proses de-toxin di bagian hati,harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Dini hari pk 1 – 3 : proses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur.
Dini hari pk 3 – 5 : de-toxin di bagian paru-paru. Sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran. 
Pagi pk 5 -7 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air di kamar kecil.
Pagi pk 7 – 9 : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 6:30. Makan pagi sebelum pk 7:30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap merubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9 -10 daripada tidak makan sama sekali.

Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, tidurlah yang nyenyak dan jangan bergadang.




unikboss

Waspadalah.....Ganja Cuma Beri Gairah Seks Sesaat Setelah Itu Pria Impoten


Pengguna ganja atau marijuana sering menganggap bahwa barang ilegal yang digunakannya dapat meningkatkan keinginan atau gairah seksual. Tapi penelitian terbaru tentang kesehatan seksual menunjukkan bahwa ganja dapat membuat pria disfungsi ereksi alias impoten.

"Penelitian terbaru termasuk temuan bahwa penis berisi reseptor untuk bahan aktif marijuana, bisa membuat anak muda mungkin berpikir ulang untuk efek jangka panjang menggunakan marijuana," jelas Rany Shamloul, dokter dari University of Ottawa dan Queen's University di Kanada, seperti dilansir Livescience, Jumat (18/2/2011).

Menurut Shamloul, temuan ini adalah pesan yang kuat kepada generasi muda, khususnya laki-laki muda.

Para ilmuwan pertama kali mempelajari tentang kaitan ganja dan seks sejak tahin 1970-an. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa ganja tampaknya memiliki efek obat cinta.

Dalam studi 1982 yang diterbitkan dalam Journal of Psychoactive Drugs, 75 persen dari perokok ganja mengatakan bahwa barang ilegal tersebut secara jangka pendek dapat meningkatkan kehidupan seks.

Namun studi lain yang diterbitkan dalam jurnal yang sama pada tahun yang sama menemukan bahwa disfungsi ereksi dua kali lipat lebih umum pada pengguna ganja. Efek ini jelas lebih berbahaya ketimbang efek jangka pendek yang diperoleh.

Penelitian lain tentang dosis ganja juga menunjukkan bahwa sejumlah kecil ganja dapat sedikit membuat pria disfungsi seksual, tetapi dosis ganja yang tinggi dapat membuat pria impoten (tidak bisa atau tidak mampu mempertahankan ereksi).

"39 persen pria dalam studi tahun 1982 yang mengatakan ganja dapat meningkatkan kehidupan seks karena mereka telah mengalami efek obat ini yang dapat mengubah persepsi waktu, sehingga mereka menganggap dapat berhubungan seks dengan durasi yang panjang," jelas Shamloul.


Yang paling penting, menurut Shamloul, adalah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2010 dalam journal European Urology. Dalam penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa reseptor untuk tetrahydrocannabinol (THC), yaitu bahan aktif dalam ganja, terdapat dalam jaringan penis dari lima pasien difungsi ereksi dan enam monyet rhesus jantan yang diteliti.

Shamloul mengatakan, reseptor tersebut terutama pada otot polos penis. Penelitian laboratorium tambahan menunjukkan bahwa THC memiliki efek penghambatan pada otot.

"Ini adalah efek yang lebih serius pada fungsi ereksi karena otot polos membentuk 70 persen hingga 80 persen dari penis itu sendiri," kata Shamloul.

Shamloul telah melaporkan temuannya pada jurnal online edisi 26 Januari dalam Journal of Sexual Medicine.

"Penggunaan ganja tersebar luas, terutama pada pria di puncak kehidupan seksual mereka," kata Shamloul.

Laporan PBB menyebutkan 162 juta orang menggunakan ganja di seluruh dunia setiap tahun. Lebih dari 22 juta menggunakannya sehari-hari.




detik

Waspadalah.....Bila Sepatu Tetap Dipakai di Dalam Rumah


Kebiasaan tetap mengenakan sepatu saat masuk ke dalam rumah bahkan kamar banyak dilakukan orang. Sebaiknya tinggalkan kebiasaan tersebut bila Anda tak ingin penyakit berbahaya hinggap di dalam rumah.

Dr Charles Gerba, seorang ahli mikrobiologi dan profesor di University of Arizona pada tahun 2008 bergabung dengan pembuat sepatu Rockport untuk mempelajari mikroorganisme jenis apa saja yang diangkut oleh alas kaki, terlebih bila tetap digunakan di dalam rumah.

Hasilnya, penelitian tersebut menemukan beberapa jumlah besar kuman menempel di sepatu, seperti dilansir Ecochildsplay, Jumat (18/2/2011), yaitu:

1. Escherichia coli (E. Coli)

Escherichia coli dapat menyebabkan gejala mulai dari sakit perut yang parah disertai dengan diare hingga gagal ginjal dan kematian (berpotensi dalam 1 dari 50 korban).

2. Klebsiella pneumonia

Klebsiella pneumonia merupakan bakteri negatif yang dapat dengan cepat menghancurkan jaringan paru-paru. Klebsiella pneumonia juga dapat menyebabkan pneumonia dan luka dan infeksi aliran darah, 25 hingga 50 persen pasien akan mengalami kematian.

3. Serratia ficaria

Serratia ficaria dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, kandung empedu, sepsis (sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap infeksi yang dapat melukai jaringan tubuh melebihi infeksi umumnya), serta infeksi empedu.

Dalam penelitian tersebut, Dr Gerba mempelajari 10 orang yang diminta menggunakan sepatu baru selama dua minggu, yang kemudian diuji bakteri dan kuman apa saja yang terkandung di dalamnya.

Setelah dua minggu, lebih dari 420.000 unit bakteri ditemukan pada bagian luar sepatu. Dari semua bakteri dan kuman tersebut, 27 persennya adalah virus mematikan E. Coli. Juga terdeteksi Klebsiella pneumonia dan Serratia ficaria.

"Penyebab paling mungkin (96 persen) dari banyaknya bakteri coliform dan E. coli pada bagian luar sepatu menunjukkan bahwa sepatu sering kontak dengan kotoran (tinja), yang kemungkinan besar berasal dari lantai di toilet umum atau kontak dengan hewan," jelas Dr Gerba.

Menurut Dr Gerba, penelitiannya juga menunjukkan bahwa bakteri dapat dilacak di ruang pribadi atau rumah setelah sepatu yang terkontaminasi dengan bakteri tersebut tetap digunakan di dalam rumah.

Bahkan yang lebih mengkhawatirkan adalah bagi ibu dan anak-anak, karena 90 hingga 99 persen bakteri dan kuman pada bagian luar sepatu ditransmisikan ke ubin dan karpet rumah.

Setiap bakteri dan kuman yang ada di ubin dan karpet tersebut dapat berpindah ke kaki atau tangan anak, yang kemudian akan diangkut ke tempat tidur.

Dr Gerba merekomendasikan, untuk membantu menjaga rumah bebas dari bakteri dan kuman, sebaiknya lepaskan sepatu dan biarkan tetap berada di depan pintu ketika Anda tiba di rumah. Sering menyedot debu dan mengepel juga akan membantu. Studi ini juga menemukan bahwa mencuci sepatu dapat mengeliminasi lebih dari 90 persen bakteri dan kuman.



detik

Thursday, February 17, 2011

Waspadalah.....G-String Picu Infeksi Organ Intim!


Jakarta - Sebagian wanita tidak segan-segan menggunakan g-string saat akan memakai celana putih yang body fit, atau rok pensil berwarna nude.

Selain membuat tampilan menjadi lebih seksi, g-string juga akan mencegah timbulnya visible panty line (VPL). Tetapi siapa sangka, di balik keseksiannya, jika g-string sering digunakan akan menimbulkan petaka.

Ada sejumlah penelitian yang menyebut keseksian g-string mengundang sejumlah risiko penyakit kewanitaan, seperti urinary tract infection (UTI) dan infeksi organ intim.

Permukaan celana yang mengerucut seperti tali memudahkan gesekan di bagian kulit. Gesekan yang terjadi sepanjang hari inilah yang sering menimbulkan iritasi kulit di area kewanitaan yang sangat lembut dan sensitif.

Dokter Liza Masterson, ginekolog asal Los Angeles, mengungkap hasil penelitiannya bahwa bahan g-string seperti nilon seringkali berperan menahan kelembaban sehingga mendukung perkembangbiakan bakteri di area intim.

Permukaan celana dalam yang sempit dan mengerucut seperti tali membuat bakteri mudah berpindah dari sisi luar ke dalam. Termasuk mengantarkan bakteri e-coli ke area organ intim. Bakteri yang sampai di permukaan dalam akan berkembang biak dan menginfeksi area intim.

Pemakaian g-string juga bisa meningkatkan risiko iritasi kulit. Permukaan celana yang mengerucut seperti tali memudahkan gesekan di bagian kulit. Gesekan yang terjadi sepanjang hari inilah yang seringkali menimbulkan iritasi karena kulit di area intim sangat lembut dan sensitif.

Sementara The American Journal of Epidemiology mempublikasikan sebuah studi pada 1987 yang seolah melawan hasil penelitian Masterson. Studi ini tidak menemukan indikasi pengaruh pemakaian g-string terhadap munculnya infeksi pada organ intim wanita.

Memperkuat simpulan itu, studi Universitas Nara Women Jepang pada 1994 menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara pemakaian pakaian dalam berbahan dasar katun dan bahan sintesis lainnya. Namun, pakaian dalam berbahan katun tetap lebih dianjurkan karena membuat kulit lebih mudah bernapas.

Walau demikian, studi menunjukkan bahwa responden wanita yang memakai pakaian dalam berbahan katun maupun bahan sintetis lainnya memiliki kelembapan kulit dan temperatur yang sama. Ini bertentangan dengan kenyataan bahwa pemakaian pakaian dalam berbahan sintesis membuat kulit lebih cepat berkeringat dan lebih lembab.

Terlepas dari hasil penelitian yang bertentangan itu, sejumlah pakar kesehatan mengingatkan pentingnya merawat kebersihan organ intim. Hentikan pemakaian celana dalam jenis tertentu jika mengalami iritasi. Setiap orang memiliki sensitivitas berbeda terhadap bahan celana dalam.

Tips memakai celana dalam model g-string:
- Gunakan g-string hanya pada saat perlu, seperti menggunakan gaun ketat. Jangan digunakan setiap hari!
- Hindari pemakaian g-string berbahan nilon, karena tidak akan mudah menyerap keringat.
- Hindari pemakaian g-string yang terlalu ketat karena akan menempel di area intim. 




Waspadalah.....Pria Botak di Usia 20-an Tahun Lebih Berbahaya


Selain masalah kemampuan ejakulasi, kebotakan menjadi masalah paling serius buat pria. Persoalannya bisa tambah berisiko jika kebotakan pria dialami di usia 20-an tahun.

Bila seorang pria sudah mulai mengalami kerontokan rambut dan kebotakan pada usia 20-an tahun, maka ia memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kanker prostat di kemudian hari.

Hal ini berdasarkan hasil studi yang dilakukan peneliti Prancis, yang menunjukkan bahwa pria dengan kanker prostat dua kali lebih mungkin telah menunjukkan tanda-tanda kebotakan pada usia 20 tahun.

Peneliti mencatat bahwa pola kebotakan pada pria (androgenic alopecia) dikaitkan dengan konversi testosteron ke hormon androgen. Hormon androgen sebelumnya juga telah diketahui terlibat dalam pertumbuhan kanker prostat.

Selain itu, obat finasteride yang digunakan untuk mengobati kebotakan dengan memblok konversi testosteron menjadi androgen yang diduga menyebabkan rambut rontok, juga telah terbukti mengurangi insiden kanker prostat.

Dalam penelitian tersebut, peneliti membandingkan 388 pria yang dirawat karena kanker prostat dengan 281 pria sehat. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa pria dengan kanker prostat dua kali lebih mungkin mengalami kebotakan saat berusia 20 tahun.

Namun, risiko kanker prostat tidak berkembang pada pria yang mengalami kebotakan di usia 30-an atau 40-an tahun.

"Saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa skrining dapat bermanfaat untuk kanker prostat. Kita perlu cara untuk mengidentifikasi orang yang berisiko tinggi untuk mengembangkan penyakit," jelas penulis studi Dr Philippe Giraud, dari European Hospital Georges Pompidou di Paris, seperti dilansir Healthday, Rabu (16/2/2011).

Menurut Dr Giraud, kebotakan di usia 20 tahun dapat menjadi salah satu faktor risiko yang mudah dikenali. "Lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sekarang untuk mengkonfirmasi hal ini," tambahnya.

Dr Giraud yang juga seorang profesor onkologi radiasi di Paris Descartes University, telah melaporkan temuannya dalam edisi online jurnal Annals of Oncology edisi 15 Februari.





 detik

Belajar Al-Qur'an Online

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran