Clock By Blog Tips

Wednesday, May 4, 2011

Waspadalah.....Suntik Vitamin C Berisiko Memicu Kematian Jaringan


Dengan harapan bisa memberikan manfaat lebih besar, banyak orang memilih suntik vitamin C. Bukan hanya tidak praktis karena harus datang ke dokter, suntik vitamin C juga berisiko tinggi karena bisa memicu nekrosis atau kematian jaringan.

Risiko tersebut bisa terjadi apabila ada kesalahan dalam teknik penyuntikan, sehingga tidak langsung masuk ke pembuluh darah. Vitamin C yang nyasar ke jaringan otot atau lemak di sekitar lokasi penyuntikan bisa menyebabkan nekrosis atau kematian jaringan.

"Suntikan itu sifatnya invasif, risikonya tinggi. Kalau masih bisa diberikan dengan cara lain, sebaiknya jangan pakai suntik vitamin C," ungkap pakar gizi dari Universitas Indonesia, Dr Fiastuti Witjaksono, MS, SpGK dalam media workshop di Restoran Merah Delima, Kebayoran Baru, Selasa (3/5/2011).

Menurut Dr Fiastuti, suntik vitamin C baru dibutuhkan jika seseorang memiliki masalah dengan saluran pencernaan sehingga tidak bisa menoleransi vitamin C yang sifatnya asam. Lewat suntikan, vitamin C langsung masuk pembuluh darah sehingga tidak memicu gangguan pencernaan.

Namun jika tidak memiliki gangguan semacam itu, maka sumber vitamin C lainnya lebih dianjurkan. Bahkan jika memungkinkan, Dr Fiastuti menganjurkan agar vitamin C didapatkan langsung dari buah-buahan seperti pepaya, mangga, jeruk, nenas dan kiwi.

Buah yang memiliki kandungan vitamin C dalam kadar tinggi adalah buah-buahan yang matangnya alami. Meski demikian, buah yang diperam juga tetap memiliki kandungan vitamin C dan yang jelas tetap memiliki kandungan lain yang bermanfaat terutama serat.

Dr Fiastuti tidak menganjurkan buah-buahan yang matang karena 'dikarbit' atau menggunakan bahan kimia tertentu. Menurutnya, bahan-bahan kimia itu bisa meresap ke dalam buah, lalu ikut termakan dan menimbulkan keracunan baik dalam jangka pendek maupun akumulatif dalam jangka panjang.




detik

Waspadalah.....Nyeri Sendi Pertanda Osteoarthritis


Seiring usia bertambah, penyakit tulang pun mulai menyerang. Salah satunya adalah osteoarthritis. Penyakit ini biasa ditandai dengan keluhan nyeri, bengkak, dan kaku pada sendi lutut, pinggang, dan pundak. 

Osteoarthritis disebabkan oleh kerusakan tulang rawan yang terletak di antara tulang dan sendi. Bila keadaan makin parah, bantalan/cairan sendi menghilang dan menyebabkan tulang saling bergesekan sehingga sendi semakin terasa sakit, kaku,bahkan tak bisa digerakkan. Penyakit ini termasuk penyakit degeneratif yang bersifat kronis dan tidak bisa disembuhkan tetapi dapat dicegah dan dapat dikurangi rasa nyerinya. 

Saat ini penyakit yang dikenal dengan dikenal pengapuran/sakit rawan sendi ini sudah menyerang 360 juta orang di seluruh dunia. Osteoarthritis belum begitu dipahami kaum awam layaknya osteoporosis. Padahal, keduanya sama-sama berpengaruh terhadap mobilitas seseorang. Orang dengan riwayat cedera seperti kecelakaan lalu lintas,pembedahan,atau cedera pada saat berolahraga pada usia muda berisiko terjadi osteoarthritis di masa tuanya.

Atlet atau pekerja yang melakukan gerakan berat dan berulang- ulang juga berisiko tinggi terkena osteoarthritis karena tekanan yang terus menerus pada sendi. Pada umumnya osteoarthritis lebih banyak dialami wanita ketimbang pria.Namun seiring pertambahan usia,pria pun punya kemungkinan sama besar. Sebanyak 45% wanita di atas 65 tahun memiliki gejala osteoarthritis. 

 
Tingkat keparahan penyakit ini beragam, dari yang prosesnya lambat hingga sangat agresif dan mengakibatkan cacat kronis. Dr dr Aris Wibudi SpPD KEMD mengatakan, gejala osteoarthritis dapat berupa nyeri, bengkak, rasa kaku dan tidak lentur pada area yang sakit. ”Osteoarthritis dapat terjadi di semua bagian sendi.Namun tangan,kaki, lutut,tulang belakang, dan panggul adalah bagian yang paling sering terkena,” ujar dr Aris. Salah satu terapi pengobatan yang disarankan dokter untuk mengatasi osteoarthritis yaitu konsumsi glukosamin. 

Glukosamin merupakan senyawa pembangun dari tautan gula dan asam amino yang membentuk matriks pada jaringan tulang rawan dan cairan pelumas sendi. Glukosamin ini alami ada dalam tubuh dan berperan penting untuk pembangunan sendi tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan pada ujung tulang.Bantalan ini mencegah tulang dari keretakan saat mereka bergerak. Penyebab osteoarthritis beragam. Biasanya terjadi akibat beban dan penggunaan sendi berlebihan serta proses penuaan.

“ Seiring pertambahan usia, kemampuan tubuh untuk memperbaiki jaringan tulang rawan sendi dan memproduksi glukosamin menurun.Namun, kelompok usia muda juga bisa menderita osteoarthritis karena obesitas, aktivitas fisik terus- menerus secara berlebihan, dan trauma,”kata Dr dr Aris Wibudi SpPD KEMD.Tak heran profesi atlet merupakan salah satu yang paling riskan terkena osteoarthritis. Untuk pencegahan dan perawatan tulang dan sendi,Anda bisa mengonsumsi susu berkalsium tinggi plus suplemen glukosamin. 

Kebutuhan kalsium tinggi ada di masa remaja yakni usia 10–18 tahun di mana pembentukan tulang sangat cepat terjadi. Sejak umur 21 tahun Anda sudah diperbolehkan mengonsumsi susu kalsium tinggi dan berglukosamin secara rutin sebagai “tabungan” di hari tua nanti. Perlu diingat bahwa hasil dari minum susu tidak bisa instan. Pada pria dan wanita setelah masa menopause (di atas 65 tahun), tambahan kalsium sangat diperlukan karena tubuh kurang efektif dalam menyerap atau menjaga jumlah kalsium. Mencegah pasti lebih baik daripada mengobati.
 
 
 
 
Sindo

Monday, May 2, 2011

Waspadalah.....Sering Kram? Rajinlah Makan Pisang


Kram atau otot kejang bisa terjadi di mana saja, saat berjalan, duduk, berenang, berlari atau kegiatan lainnya. Bila Anda sering menderita kram cobalah rutin makan pisang.

Kram biasanya terjadi pada otot gastrocnemius dan otot soleus pada betis. Kram juga bisa terjadi pada paha dan jari-jari kaki.

Umumnya kram bukan masalah yang berbahaya, tetapi pada kasus yang jarang terjadi kram bisa menjadi gejala dari masalah lain seperti  penyakit arteri perifer atau masalah tulang belakang.

Kram akan makin sering terjadi karena bertambahnya usia dan pada saat kehamilan. Makan pisang bisa menjadi solusi saat kram kambuh. Meski khasiatnya tidak langsung terasa secara instan saat kram terjadi, tetapi pisang dapat membantu fungsi otot.

Pisang merupakan makanan yang kaya akan kalium. 1 porsi buah pisang biasanya mengandung sekitar 600 mg kalium, seperti dilansir Livestrong, Minggu (1/5/2011).



Kalium sangat penting untuk sel, jaringan dan organ agar berfungsi dengan baik. Kalium juga memainkan peran dalam fungsi jantung, kontraksi otot rangka dan halus serta fungsi pencernaan.

Banyak otot dan sel saraf memiliki saluran khusus untuk memindahkan kalium dalam dan keluar dari sel. Ketika gerakan ini diblokir atau tubuh kekurangan kalium, maka aktivitas kedua otot dan saraf bisa menjadi terganggu.

Dengan rutin makan pisang dapat memberikan manfaat besar agar otot-otot tubuh dapat menjalankan tugasnya dengan benar.

Kalium juga merupakan salah satu elektrolit tubuh. Bersama dengan natrium, klorida, kalsium dan magnesium, elektrolit harus seimbang agar otot-otot dapat berfungsi dengan baik.

Maka dari itu, dehidrasi dapat menyebabkan ketidakseimbangan dari elektrolit dan menyebabkan kram otot. Sekitar 95 persen dari kalium dalam tubuh disimpan dalam sel, sedangkan natrium dan klorida berada di luar sel.





detik

Belajar Al-Qur'an Online

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran