Sebagian dari wanita akhir-akhir ini memilih susuk (implan) payudara untuk bisa tampil dengan dada lebih berisi dan seksi.
Otoritas Keamanan Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) menyatakan, pihaknya saat ini tengah mengkaji kemungkinan risiko dan hubungan antara implan payudara dan sejenis kanker langka.
Kanker yang disebut anaplastic large cell lymphoma (ALCL), yang menyerang kelenjar getah bening dan kulit, juga dilaporkan muncul pada jaringan parut yang tumbuh di sekitar implan payudara.
Menurut Lymphoma Research Foundation, selain jarang ALCL juga dikenal sebagai jenis kanker darah yang agresif, dan menyumbang sekitar 3% dari seluruh kanker darah pada dewasa.
Kanker ini menyerang kelenjar getah bening dan kulit. Dilaporkan serangan kanker ini biasanya mulai muncul dari jaringan luka yang muncul disekitar implan. Saat ini sedang meminta semua dokter yang menangangi kasus serupa untuk segera melaporkannya kepada lembaga ini.
Lembaga ini memang baru mempelajari 60 kasus penyakit ini di seluruh dunia, di antara perkiraan 5-10 juta perempuan dengan implan payudara.
Lembaga ini juga masih meneliti berbagai literatur tentang berbagai kasus serupa sejak 1997, baik yang dibuat pemerintah sejumlah negara atau dari perusahaan penghasil implan.
Ternyata pada sebagian besar kasus yang dilaporkan, para pasien mulai mencari pertolongan medis setelah merasakan nyeri, ada gumpalan, peradangan dan berbagai keluhan lain disekitar tempat pembedahan.
Otoritas Keamanan Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) menyatakan, pihaknya saat ini tengah mengkaji kemungkinan risiko dan hubungan antara implan payudara dan sejenis kanker langka.
Kanker yang disebut anaplastic large cell lymphoma (ALCL), yang menyerang kelenjar getah bening dan kulit, juga dilaporkan muncul pada jaringan parut yang tumbuh di sekitar implan payudara.
Menurut Lymphoma Research Foundation, selain jarang ALCL juga dikenal sebagai jenis kanker darah yang agresif, dan menyumbang sekitar 3% dari seluruh kanker darah pada dewasa.
Kanker ini menyerang kelenjar getah bening dan kulit. Dilaporkan serangan kanker ini biasanya mulai muncul dari jaringan luka yang muncul disekitar implan. Saat ini sedang meminta semua dokter yang menangangi kasus serupa untuk segera melaporkannya kepada lembaga ini.
Lembaga ini memang baru mempelajari 60 kasus penyakit ini di seluruh dunia, di antara perkiraan 5-10 juta perempuan dengan implan payudara.
Lembaga ini juga masih meneliti berbagai literatur tentang berbagai kasus serupa sejak 1997, baik yang dibuat pemerintah sejumlah negara atau dari perusahaan penghasil implan.
Ternyata pada sebagian besar kasus yang dilaporkan, para pasien mulai mencari pertolongan medis setelah merasakan nyeri, ada gumpalan, peradangan dan berbagai keluhan lain disekitar tempat pembedahan.
Seperti dilansir dari Reuters, Dr. William Maisel, kepala penelitian benda-benda medis di FDA mengatakan, sebagian besar kasus kanker jenis langka ini dilaporkan setelah pasien mencari pengobatan untuk keluhan yang mereka alami seperti rasa sakit, bengkak, benjolan, dan masalah lain di sekitar lokasi bekas operasi implan.
"Kami sangat tertarik untuk memahami lebih mendalam soal pasien-pasien mana yang lebih berisiko dan jenis implan mana yang akan menimbulkan risiko lebih tinggi," ungkap Dr. William.
Dari sejumlah kasus yang ditemukan, pertumbuhan sel kanker berawal dari luka sayatan bekas operasi yang biasanya berada di sekitar ketiak. Dari jaringan parut yang terbentuk, lama-lama tumbuhlah kanker yang kemudian menyebar sampai ke kelenjar limpa.
FDA sejauh ini belum melihat adanya perbedaan rata-rata kasus kanker di antara pasien yang memakai implan silikon maupun saline. Mereka pun tidak menemukan perbedaaan pada pasien yang melakukan implan untuk alasan kosmetik dengan pasien yang melakukan operasi untuk alasan rekonstruksi setelah kanker payudara.
"Pengguna implan, baik yang berupa silikon maupun cairan saline, mengalami peningkatan risiko ALCL. Peningkatannya relatif kecil tapi cukup signifikan," ungkap FDA dalam rilisnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/1).
Sebelumnya, bahaya penggunaan implan khususnya yang berupa silikon sudah sering diperbincangkan. Pada 1992, FDA sempat melarang pemasangan silikon pada payudara karena berisiko bocor lalu menumpuk di kelenjar limpa sehingga mengganggu daya tahan tubuh secara keseluruhan.
Larangan itu kemudian dicabut sekitar 2006, setelah teknologi pembuatan implan silikon dinilai sudah bisa menghasilkan produk yang lebih aman. Namun kini malah bukan hanya implan silikon yang dinyatakan berbahaya, tetapi juga implan saline karena sama-sama bisa meningkatkan risiko ALCL.
Saat ini FDA terus bekerja sama dengan American Society of Plastic Surgeons dalam mencatat pasien-pasien penderita kanker dan kemudian memantau perkembangan mereka sepanjang waktu.
Inilah.com