Kereta dorong bayi yang banyak digunakan kaum ibu untuk memudahkan membawa anak-anak saat berjalan-jalan ternyata diklaim berbahaya karena bisa menjadi pemicu stres bagi bayi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas Dundee, Skotlandia, bayi yang sering menggunakan stroller bisa terganggu pertumbuhannya. Hal itu terjadi saat orangtua mendorong anak dengan posisi stroller menghadap ke depan (tidak menghadap wajah ibu mereka).
Cara ini cenderung membuat anak menjadi cemas dengan keberadaan orang dewasa yang tidak mereka kenal.
Seorang profesor keperawatan dan kesehatan keluarga di Australia, Cathrine Fowler mengklaim anak-anak akan ketakutan jika dibawa dalam gendongan atau didorong di kereta bayi tanpa terlihat dari orang tua.
Seperti dikutip dari Dailymail, Folwer menjelaskan bayangkan jika Anda sendiri diikat ke dada seseorang dengan kaki dan tangan menggapai-gapai, tanpa kontrol ke dalam satu pusat perbelanjaan yang padat, itu pastinya akan menakutkan.
Oleh karenanya, ia menyimpulkan menggendong bayi menghadap depan akan menciptakan situasi yang sangat stress bagi anak.
Penelitian Profesor Fowler itu tak hanya diterapkan untuk bayi yang baru lahir, tetapi juga anak-anak sampai usia satu tahun.
Komentar itu dilontarkannya berdasarkan studi pada 2008 yang menemukan bahwa bayi akan menderita bila mereka tal dapat melihat orang tua mereka saat berada di dalam kereta dorong.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas Dundee, Skotlandia, bayi yang sering menggunakan stroller bisa terganggu pertumbuhannya. Hal itu terjadi saat orangtua mendorong anak dengan posisi stroller menghadap ke depan (tidak menghadap wajah ibu mereka).
Cara ini cenderung membuat anak menjadi cemas dengan keberadaan orang dewasa yang tidak mereka kenal.
Seorang profesor keperawatan dan kesehatan keluarga di Australia, Cathrine Fowler mengklaim anak-anak akan ketakutan jika dibawa dalam gendongan atau didorong di kereta bayi tanpa terlihat dari orang tua.
Seperti dikutip dari Dailymail, Folwer menjelaskan bayangkan jika Anda sendiri diikat ke dada seseorang dengan kaki dan tangan menggapai-gapai, tanpa kontrol ke dalam satu pusat perbelanjaan yang padat, itu pastinya akan menakutkan.
Oleh karenanya, ia menyimpulkan menggendong bayi menghadap depan akan menciptakan situasi yang sangat stress bagi anak.
Penelitian Profesor Fowler itu tak hanya diterapkan untuk bayi yang baru lahir, tetapi juga anak-anak sampai usia satu tahun.
Komentar itu dilontarkannya berdasarkan studi pada 2008 yang menemukan bahwa bayi akan menderita bila mereka tal dapat melihat orang tua mereka saat berada di dalam kereta dorong.
Dalam penelitian oleh University of Dundee itu, akademisi menemukan bahwa kereta bayi yang menghadapi ke depan bisa membuat anak menjadi mudah cemas saat dewasa.
Anak-anak akan merasa sulit mendapatkan perhatian orang tua mereka.
Sebaliknya, metode tradisional dengan menggunakan kereta bayi yang menghadap orang tua membuat bayi akan lebih mungkin untuk tertawa, mendengarkan ibu mereka berbicara, dan mudah tidur. Itu otomatis yang menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah.
Sementara itu, Dr Suzanne Zeedyk, seorang psikolog dan peneliti menambahkan data penelitian menunjukkan bahwa bagi banyak bayi yang dibawa dengan kereta bayi akan megalami stres. Hal itu karena mereka jarang diajak berkomunikasi dengan sang ibu.
Sumber : inilah.com