Clock By Blog Tips

Thursday, September 29, 2011

Waspadalah.....Perubahan Sikap Pria Di Awal Pernikahan


Tidak sedikit pasangan pengantin baru yang harus menghadapi 'mimpi buruk' usai pesta pernikahan. Mereka merasa tiba-tiba ada perubahan pada pasangan ketimbang saat masih pacaran. Masalah pun bisa datang dari banyak hal.

Banyaknya perubahan yang terjadi, baik yang disadari maupun yang tidak memiliki efek yang dapat berpengaruh pada kelangsungan rumah tangga. Seperti dirangkum dari Weddingku, ada baiknya Anda mulai memahami enam perubahan pria berikut ini yang paling terlihat di awal pernikahan.

Perilaku
Jika dulu si dia tidak pernah lupa mengingatkan makan, kini kalimat-kalimat perhatiannya untuk Anda sudah tidak pernah disampaikan lagi. Begitu pun dengan perilaku si di rumah yang terkadang bisa membuat Anda marah dan jengkel. Jika dulu Anda membereskan rumah sendiri dan selalu menaruh barang di tempatnya, dengan mudahnya suami menaruh barang sembarang dan mengacaukan rumah. Hal-hal kecil seperti itu sebaiknya dikomunikasikan dengan baik pada suami.

Si Dia Tidak Lagi Malu
Saat bangun di pagi hari, ia seenaknya menguap dan buang gas di dalam kamar, bahkan di tempat tidur yang sama dengan Anda. saat pacaran hal ini menjadi tabu untuk diperlihatkan, namun lihat sekarang, ia sama sekali tidak peduli dengan bau mulut yang menghinggap di hidung pasangannya. Ingin membentak, namun hati kecil tahu bahwa hal ini sangat lumrah dan manusiawi. Akhirnya, Anda mengurungkan niat Anda dalam mengatasi hal tersebut.

Sifat "Asli"
Saat berbagai kebiasaan buruk telah Anda temukan, kini ia pun mulai memperlihatkan pribadi yang menyebalkan. Sifat terbaik yang dulu sempat ditunjukkan, kini luntur bersama hadirnya si buah hati. Saat dulu, Anda melihat ia sebagai figur yang sanggup untuk dibagi kesusahan, kini tinggal Anda sendiri yang harus melaksanakannya sementara ia sibuk dengan urusannya sendiri. 

Bisa jadi pada titik ini, Anda di landa rasa penasaran, kemana sosok yang dulu sempat saya banggakan. Jangan khawatir, bila Anda termasuk orang yang peka, sifat-sifat tersebut biasanya sudah terlihat sejak masa pacaran, sekarang giliran Anda untuk menerima atau malah menyiasatinya.




Sumber : Pesatnews.com

Wednesday, September 28, 2011

Waspadalah.....Berbohong Bisa Picu 'Gangguan' Jiwa


Kebiasaan berbohong memang terkesan sepele. Namun, awas! Kebiasaan berbohong yang dilakukan terus menerus bisa mengakibatkan gangguan kejiwaan. Benarkah ?

Bohong merupakan upaya seseorang untuk mengalihkan dari fakta yang sebenarnya. Pada saat berbohong seseorang sebenarnya sedang melawan tentang apa yang sebenarnya harus disampaikan. Saat berbohong terjadi konflik batin dalam diri seseorang ingin berkata jujur atau tidak.

Apalagi jika ada upaya-upaya dari pihak luar yang berusaha untuk membuktikan kebohongan tersebut, tantangan bagi mereka yang berbohong semakin berat dan ini pasti menambah tekanan kejiwaan bagi orang yang sedang berbohong dan mempertahankan kebohongannya.

Dr.dr.Ari F Syam SpPD-kGEH,MMB,FINASIM,FACP, spesialis penyakit dalam FKUI-RSCM mengatakan tekanan jiwa ditambah lagi dengan stress-stress lain selama mempertahankan kebohongan akan menyebabkan gangguan jiwa (Neurosis) baik depresi maupun ansietas maupun gangguan fisik akibat kejiwaan berupa penyakit Psikosomatik.

Psikosomatik adalah penyakit fisik yang didasari oleh penyakit psikis. Seperti diketahui berbagai penyakit akan kambuh jika adanya faktor stress yang mencetuskan keadaan tersebut. Misalnya, asam lambung akan meningkat saat stress.

Pasien yang mengalami psikosomatik akan diare atau bisa saja sebaliknya menjadi susah buang air besar. Dalam keadaan stress tekanan darah menjadi tidak terkontrol, gula darah juga tidak terkontrol, serangan asma akan terjadi pada penderita asma yang mengalami kekambuhan karena stress.

Begitu pula dengan serangan stroke atau serangan jantung yang juga dapat dipicu oleh terjadinya stress. Pasien yang mengalami psikosomatik bisa saja mengalami gangguan fisik yang lebih menonjol tanpa menyadari bahwa faktor psikis yang mendasari kelainan fisik yang terjadi.

“Pasien bisa saja datang dengan keluhan gatal pada kulit atau bahkan berupa eksim, pegal-pegal pada bagian badan tertentu (fibromialgia), sesak nafas tanpa sebab yang jelas,sakit kepala kronis,migren, nafsu makannya menjadi terganggu umumnya menurun tetapi bisa saja meningkat. Bisa juga tidurnya menjadi terganggu,” katanya.

Nafsu makan yang menurun, terjadinya gangguan tidur tentu akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan akhirnya menyebabkan pasien yang mengalami stress tersebut rentan terhadap berbagai penyakit infeksi.




Sumber :  Inilah.com


Belajar Al-Qur'an Online

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran