Clock By Blog Tips

Tuesday, April 26, 2011

Waspadalah.....Diabetes Tipe 1 Serang Sistem Kekebalan Tubuh


Sebuah penelitian menunjukkan, sebagian orang yang terdiagnosa menderita diabetes tipe 1 memiliki penyakit kekebalan tubuh lainnya.

Diabetes tipe 1 adalah dikenal sebagai penyakit autoimun, yang sistem kekebalan tubuh meluncurkan serangan sesat pada jaringan tubuh sendiri.

Dalam kasus diabetes, serangan membunuh sel-sel di pankreas yang membuat hormon penghasil insulin, atau dikenal sebagai sel beta.

Para ahli meyakini bahwa kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan dapat dengan cara tertentu memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan sel-sel ini.

Para ahli juga sejauh ini telah menemukan 20 gen yang memainkan peranan pada diabetes tipe 1, meski fungsi dari gen ini masih dalam penyelidikan.

Gangguan autoimun pada anak

Sebuah studi baru mengungkapkan, orang dengan diabetes tipe 1 juga memiliki tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata gangguan autoimun lainnya, termasuk penyakit tiroid autoimun, penyakit gangguan pencernaan celiac, dan penyakit Addison, gangguan kelenjar adrenal.

Penyakit autoimun tiroid muncul bila suatu reaksi sistem kekebalan menyebabkan kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Sebuah tiroid yang terlalu aktif dapat menyebabkan gejala seperti kegelisahan, penurunan berat badan, masalah tidur dan intoleransi terhadap panas,


Penyakit Celiac adalah gangguan pencernaan di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap makanan dengan gluten (protein dalam gandum, barley dan gandum hitam), merusak usus kecil.


Sementara, pada penyakit Addison, kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan cukup banyak hormon kortisol atau aldosteron, yang menyebabkan masalah seperti kelemahan dan kelelahan, nafsu makan dan penurunan berat badan, dan lekas marah.

Lebih jauh, peneliti ingin mengetahui seberapa besar dampak penyakit itu jika menyerang anak-anak jika terserang diabetes tipe 1 dengan kategori beberapa penyakit autoimun lainnya.

Mereka melakukannya dengan mengukur kadar tertentu auto antibodi yang menjadi penanda kondisi. Auto antibodi adalah protein sistem kekebalan ditujukan terhadap sel-sel tubuh sendiri.

Seperti dilansir dari Reuters Health, sebanyak 491 anak yang dilibatkan dalam penelitian itu, menunjukkan bahwa seperempat dari auto antibodi mereka terhubung dengan penyakit tiroid.

Sementara itu, hampir satu dari delapan memiliki antibodi yang berkaitan dengan penyakit celiac, dan seperempat dari anak-anak mempunyai penyakit ini.
Lima anak-anak (atau 1 persen dari seluruh kelompok) telah auto antibodi Addison, dan penyakit itu dikonfirmasi pada salah satunya.

Dr Jennifer M. Barker dari University of Colorado Denver yang memimpin penelitian itu menjelaskan, kenyataan sepertiga dari anak-anak memiliki tanda-tanda penyakit autoimun lain berarti orang tua dan dokter harus waspada untuk tiga gangguan pada anak diabetes.

Menurut Baker, American Diabetes Association merekomendasikan anak-anak dengan diabetes tipe 1 harus diuji untuk penyakit tiroid dan penyakit celiac pada saat diagnosis diabetes mereka. Setelah itu, skrining tiroid harus dilakukan tahunan, dan pengujian celiac jika ada gejala yang berpotensi.

Celiac skrining harus dilakukan dengan tes antibodi. Namun dokter dapat menangani penyakit tiroid dengan mengukur kadar darah thyroid-stimulating hormone.
Dan ada perdebatan, Barker mengatakan, tentang apakah tes antibodi tiroid akan berguna.

"Kehadiran auto antibodi tidak berarti anak akan terkena penyakit ini," ujar Barker.

Adapun penyakit Addison, tidak ada pedoman skrining anak-anak dengan diabetes tipe 1. Tapi Barker mengatakan, orang tua dan dokter setidaknya harus mengawasi keluar untuk gejala penyakit - serta tanda-tanda penyakit celiac dan masalah tiroid.

Secara khusus, katanya, orang tua harus memperhatikan pertumbuhan anak-anak mereka dan perkembangan fisik, dan melacak setiap masalah yang mereka hadapi dengan episode gula darah rendah, sakit perut, sembelit atau diare.

Diperkirakan, 15% menjadi 30% orang dengan diabetes tipe 1 memiliki penyakit tiroid autoimun. Sedangkan 4% menjadi 9% memiliki penyakit celiac, dan kurang dari 1% memiliki penyakit Addison






Inilah.com

Monday, April 25, 2011

Waspadalah.....Perilaku Ini Bisa Buat Kekasih Berpaling dari Anda


Kadang kita hanya bisa marah, menangis dan kesal saat kekasih selingkuh atau berpaling ke wanita lain. Mungkin saja, masalah bukan hanya berasal dari si dia. Tapi justru sikap Anda yang salah saat membina hubungan asmara.

Jika tidak mau kekasih Anda berpaling ke wanita lain, sebaiknya hindari beberapa perilaku yang bisa memicu hancurnya percintaan.

1. Terlalu Ketergantungan
Pria memang suka jika dianggap penting atau dibutuhkan wanitanya, tapi hanya untuk beberapa kondisi tertentu. Sekarang ini, pria juga mengharapkan punya kekasih mandiri, seperti dilansir selfgrowth. Menjadikannya 'supir' untuk antar-jemput kemanapun Anda pergi, membawakan berkantong-kantong tas belanjaan atau menunggu Anda memilih pakaian selama berjam-jam, adalah kegiatan paling membosankan bagi mereka.

Mungkin tidak masalah jika hanya sesekali. Tapi ketika itu sudah menjadi rutinitas seharian, jangan kaget jika suatu saat si dia berpaling pada wanita yang bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

2. Suka Mengatur
Tidak peduli selelah atau sesibuk apapun, si dia wajib menelepon atau mengirim pesan teks kepada Anda setiap hari. Anda juga melarangnya sering pergi bertemu temannya bahkan menentukan si dia harus berpenampilan seperti apa. Setiap keputusan pun harus Anda yang menentukan. Terlalu banyak mengatur bisa membuatnya lama-lama lari dari Anda. Ingat, pria (dan mungkin juga wanita) tidak suka geraknya terlalu dikekang.

3. Cemburu Berlebihan
Cemburu boleh saja, tapi jangan berlebihan. Selalu curiga kekasih bersama wanita lain, atau marah hanya karena ada teman wanita yang menghubunginya bisa membuat si dia lelah dan pergi dari Anda. Salah satu hal yang memicu pria berselingkuh karena dia merasakan tekanan dalam hubungan daripada kenyamanan saat bersama kekasihnya.

4. Kurang Perhatian
Dikutip dari ezinearticles, kurangnya perhatian juga bisa membuat si dia berpaling dari wanita lain. Dalam hubungan, memang ada kalanya Anda dan si dia perlu waktu dan ruang untuk sendiri. Tapi bukan berarti Anda mengabaikan pesan teks yang dikirimkannya ke ponsel Anda, tidak pernah menanyakan kegiatan atau bahkan lupa hari ulang tahunnya. Kenalilah hal-hal kecil tentang kekasih Anda; seperti apa makanan kesukaannya, tontonan favorit, hobi atau kebiasaan.





www.wolipop.com

Waspadalah.....Jika Sering Mendengkur ,Tidurlah dengan Posisi Miring


Bagi orang yang sering mendengkur alias ngorok, posisi tidur sangat mempengaruhi dengkuran tersebut. Tidur dengan posisi miring atau menyamping cukup efektif menguranginya, dengan satu syarat orang tersebut tidak boleh terlalu gemuk.

Ngorok perlu diatasi karena tak hanya mengganggu orang lain yang mendengarkan, tetapi juga membahayakan orang yang bersangkutan. Disadari atau tidak, orang yang sering ngorok tidurnya kurang berkualitas jika dibandingkan dengan yang tidak ngorok.

Diyakini, 75 persen orang yang ngorok juga mengalami sleep apnea atau henti napas yang tidak disadarisleep apnea menyebabkan suplai oksigen ke otak tidak lancar, sehingga orang tersebut bangun dalam kondisi tidak segar.

Banyak pakar menyarankan, orang yang sering mendengkur saat tidur sebaiknya tidak tidur dalam posisi berbaring. Adanya gaya gravitasi menyebabkan organ-organ di pangkal tenggorokan turun dan mempersempit saluran napas, sehingga bergetar saat dilewati udara.

Tidur menyamping bisa mengurangi efek gravitasi sehingga dengkuran juga akan berkurang. Dikutip dari NY Times, Minggu (24/4/2011), 54 persen orang ngorok bisa mengurangi dengkurannya hanya dengan mengubah posisi tidur dari telentang jadi menyamping atau miring.

Sementara itu, sisanya sebanyak 46 persen tetap mendengkur meski sudah tidur dalam posisi miring. Hal ini adalah perkecualian, karena ada penelitian lain yang mengungkap faktor risiko yang membedakannya dengan 54 persen yang tidak mendengkur saat tidur menyamping.

Penelitian yang dipublikasikan tahun 1997 itu membagi orang ngorok menjadi 2 kelompok, yakni positional snorer dan non positional snorer. Positional snorer adalah orang yang dengkurannya dipengaruhi oleh posisi tidur, sedangkan non positional snorer selalu ngorok dalam posisi apapun.

Orang-orang yang masuk kategori positional snorer umumnya memiliki berat badan cenderung kurus hingga normal mendekati gemuk. Sementara yang termasuk dalam kategori non positional snorer umumnya memiliki berat badan berlebih atau overweight dan obesitas.

Intinya adalah, tidur dalam posisi miring efektif mengatasi dengkuran jika seseorang tidak memiliki masalah dengan berat badan. Jika tubuhnya gemuk, satu-satunya cara mengatasi dengkuran adalah kombinasi diet dan olahraga untuk mengurangi berat badan.
selama tidur. Tersumbatnya saluran napas akibat





detik

Belajar Al-Qur'an Online

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran