Clock By Blog Tips

Tuesday, July 12, 2011

Waspadalah..... Bakteri Pengintai Ibu Hamil


Selama masa kehamilan, sistem kekebalan tubuh selalu berubah. Ibu hamil menjadi lebih rentan penyakit dan infeksi oleh bakteri ataupun virus.

Paparan bakteri dan virus bisa datang dari mana saja, salah satunya adalah makanan. Nah, berikut babarapa bakteri yang harus dihindari oleh ibu hamil :

Escherichia coli

Bakteri ini kebanyakan ditemukan dalam daging (terutama sapi) atau pada kotoran yang terkontaminasi. Juga, pada susu yang tidak dipasteurisasi (mentah) susu dan air yang kurang bersih.

Gejala: Orang yang terpapar biasanya mengalami diare dengan pendarahan, kram perut, dan muntah-muntah. Juga, demam rendah atau pneumonia.

Clostridium botulinum

Bakteri ini sering ditemukan dalam makanan kalengan dengan kadar asam rendah, seperti asparagus, kacang hijau, bit, dan jagung.

Gejala: Awalnya mirip dengan flu, seperti lesu dan lemas kemudian penglihatanganda atau kabur, kelopak mata terkulai, cadel bicara, kesulitan menelan, dan mulut kering. Gejala biasanya muncul 12-36 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi.

Salmonella enteritidis

Bakteri ini ditemukan pada daging dan telur beberapa jenis unggas. Jika kurang matang dalam memasaknya dapat menyebabkan penyakit.

Gejala: Orang yang terserang bakteri ini biasanya mengalami demam, kram perut, dan diare. Gejala seringkali dimulai 12-72 jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang tercemar dan berlangsung empat sampai tujuh hari.

Listeria monocytogenes

Bakteri ini biasanya terdapat pada tanah dan air serta bisa muncul dalam daging mentah, sayuran, dan susu yang tidak dipasteurisasi.

Gejala: Tubuh akan mengalami demam tinggi, nyeri otot, dan kadang-kadang mual atau diare. Infeksi bakteri ini bisa memakan waktu hingga tiga minggu.






detik

Waspadalah.....Persalinan Caesar, Ibu Lebih Berisiko Depresi


Proses persalinan seringkali membuat para calon ibu khawatir menghadapinya. Untuk menghindari rasa sakit melahirkan lewat proses normal, banyak yang kemudian memilih persalinan caesar.

Sebuah penelitian terbaru mengungkap, ibu yang melahirkan melalui operasi caesar lebih mungkin mengalami trauma yang dapat menyebabkan depresi ketimbang ibu yang melahirkan lewat proses normal.

Para peneliti Taiwan menyatakan, kemungkinan depresi timbul karena proses pemulihan paska caesar lebih lama dibandingkan melahirkan secara normal. Depresi ini juga timbul karena merasa gagal tidak bisa melahirkan secara alami.

Penelitian dilakukan peneliti Universitas Nasional Yang-Ming Taiwan terhadap lebih dari 10.000 ibu melahirkan.  Hasilnya, wanita yang melahirkan alamiah sepertiga lebih sedikit kemungkinannya mengalami depresi pasca-melahirkan.

Riset yang sama juga menemukan bahwa kelompok wanita yang melakukan persalinan caesar, 48 persen lebih mungkin mengalami depresi jika mereka merencanakannya, bukan prosedur darurat.

Menurut National Childbirth Trust, satu dari empat bayi lahir di Inggris dengan prosedur caesar. Jumlah ini naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan awal tahun 1990-an.

Dari data kesehatan Inggris, satu dari sepuluh ibu melahirkan melalui caesar yang direncanakan, biasanya karena alasan kesehatan. Tapi, sekitar tujuh persen dilakukan atas permintaan pasien. Sering kali karena mereka takut melahirkan secara alami, memiliki trauma melahirkan sebelumnya atau ingin merasa nyaman karena persalinan telah dijadwalkan sebelumnya.






VivaNews

Belajar Al-Qur'an Online

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran