Wanita yang dapat menjalani dua peran, yaitu sebagai seorang ibu dan juga sebagai wanita karir seringkali disebut sebagai super mom. Menjadi super mom memang sangat sulit karena menyeimbangkan kehidupan keluarga dan karir bukanlah persoalan yang mudah.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa, seorang wanita karir kurang mungkin mengalami depresi daripada ibu rumah tangga yang seringkali hanya tinggal di rumah. Namun, wanita karir yang mempunyai target bahwa seorang wanita harus mampu menyelesaikan pekerjaan dan menjadi ibu rumah tangga yang baik berada pada risiko lebih besar untuk mengalami depresi.
Sedangkan wanita yang memiliki harapan yang lebih realistis mengenai kehidupan keluarga dan karir memiliki risiko depresi yang lebih rendah. Para wanita yang memiliki harapan realistis tersebut biasanya akan memilih salah satu antara karir dan keluarga. Dan kebanyakan di antara wanita tersebut akan memilih keluarga.
"Dengan memiliki pekerjaan dapat untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mental secara keseluruhan pada wanita. Hal tersebut pada akhirnya merupakan hal yang baik untuk diri sendiri dan keluarga. Menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga memang cukup sulit, sehingga jangan merasa gagal jika memang sulit untuk menyeimbangkan keduanya," kata Katrina Leupp, seorang mahasiswa pascasarjana sosiologi yang memimpin penelitian dari University of Washington seperti dilansir dari MSNHealth, Senin (21/11/2011).
Peneliti telah menganalisis data dari Departemen Tenaga Kerja, yang mencakup 1.600 wanita menikah dengan usia sekitar 40 tahun pada tahun 2006. Para wanita tersebut telah disurvei pada tahun 1987, yaitu ketika mereka berusia sekitar 20 tahun.
Para partisipan disurvei mengenai pemikirannya tentang seorang ibu yang merangkap sebagai wanita karir. Wanita karir yang merangkap sebagai seorang ibu memiliki risiko lebih besar mengalami depresi di kemudian hari daripada mereka yang berpikir wanita harus tinggal di rumah untuk membesarkan anak-anak.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa, seorang wanita karir kurang mungkin mengalami depresi daripada ibu rumah tangga yang seringkali hanya tinggal di rumah. Namun, wanita karir yang mempunyai target bahwa seorang wanita harus mampu menyelesaikan pekerjaan dan menjadi ibu rumah tangga yang baik berada pada risiko lebih besar untuk mengalami depresi.
Sedangkan wanita yang memiliki harapan yang lebih realistis mengenai kehidupan keluarga dan karir memiliki risiko depresi yang lebih rendah. Para wanita yang memiliki harapan realistis tersebut biasanya akan memilih salah satu antara karir dan keluarga. Dan kebanyakan di antara wanita tersebut akan memilih keluarga.
"Dengan memiliki pekerjaan dapat untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mental secara keseluruhan pada wanita. Hal tersebut pada akhirnya merupakan hal yang baik untuk diri sendiri dan keluarga. Menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga memang cukup sulit, sehingga jangan merasa gagal jika memang sulit untuk menyeimbangkan keduanya," kata Katrina Leupp, seorang mahasiswa pascasarjana sosiologi yang memimpin penelitian dari University of Washington seperti dilansir dari MSNHealth, Senin (21/11/2011).
Peneliti telah menganalisis data dari Departemen Tenaga Kerja, yang mencakup 1.600 wanita menikah dengan usia sekitar 40 tahun pada tahun 2006. Para wanita tersebut telah disurvei pada tahun 1987, yaitu ketika mereka berusia sekitar 20 tahun.
Para partisipan disurvei mengenai pemikirannya tentang seorang ibu yang merangkap sebagai wanita karir. Wanita karir yang merangkap sebagai seorang ibu memiliki risiko lebih besar mengalami depresi di kemudian hari daripada mereka yang berpikir wanita harus tinggal di rumah untuk membesarkan anak-anak.
"Bahkan, para wanita muda yang merasa mampu dapat menyeimbangkan kehidupan karir dan keluarga pun memiliki gejala depresi ketika mereka berusia 40 tahun. Hal tersebut tidak jelas penyebabnya. Tetapi wanita yang terlalu menuntut diri sendiri untuk menjadi super mom mungkin merasa sangat buruk dan tertekan ketika sedang tidak bisa menyeimbangkan kehidupan karir dan keluarga. Mungkin para wanita tersebut akan merasa sangat bersalah ketika harus meninggalkan pekerjaan lebih awal untuk menjemput anaknya. Padahal kondisi tersebut merupakan hal yang wajar," kata Leupp.
"Memiliki ibu yang juga merupakan wanita karir dapat membuat orang lebih sadar akan kesulitan dalam menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga. Tetapi juga dapat memberikan figur atau peran yang menunjukkan bahwa menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga adalah sangat mungkin dan lebih bermanfaat. Dan keduanya dapat berjalan dengan sangat baik. Lebih memaafkan diri sendiri ketika sedang tidak bisa menyeimbangkan kehidupan karir dan keluarga mungkin dapat membuat wanita karir lebih terhindar dari depresi," kata Leupp.
Secara umum hasil penelitian telah menunjukkan bahwa, pekerjaan memang mempunyai manfaat untuk kesehatan mental seorang wanita. Hasil survei menemukan bahwa, ibu rumah tangga lebih mungkin mengalami depresi pada usia 40 tahun dibandingkan wanita yang bekerja, terlepas dsudah memiliki anak ataupun belum. Namun, pada wanita yang terlalu menuntut diri sendiri untuk dapat menjadi super mom juga akan memiliki risiko depresi yang tinggi.
Hasil penelitian tersebut akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Sociological Association di Las Veg
Sumber : Detik