Clock By Blog Tips

Thursday, May 12, 2011

Waspadalah.....Inilah Daerah Rawan Pencongkelan Spion Mobil


Warga Jakarta diminta untuk selalu meningkatkan kewaspadaan saat berkendaraan, baik dalam keadaan sepi maupun ramai, sebab aksi kejahatan seperti pencongkelan spion yang dilakukan secara berkelompok sedang marak di jalanan Ibukota.

"Selalu waspada di daerah macet. Aksi kejahatan bisa datang secara mendadak dan berkelompok," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar.

Berikut adalah lokasi-lokasi rawan yang sering menjadi tempat para pelaku kejahatan jalanan beraksi:

Jakarta Pusat: Gajah Mada, Hayam Wuruk, Simpang coca-cola, Ahmad Yani, dan Senen.

Jakarta Utara: Cilincing, Perempatan Mambo, Tanjung Priok, Perintis Kemerdekaan, Teluk Gong dan Ampera.

Jakarta Barat: Cengkareng, Perempatan Grogol, Tomang, Slipi, Pesing, dan Roxy.

Jakarta Selatan: Pancoran, Mayestik, Cipete Raya, Cilandak, dan Pasar jumat

Jakarta Timur: Pasar Rebo, Perempatan Arion, dan Rawamangun.

Bekasi: Jalan Raya Bekasi, Kranji, Ujung menteng, dan Kalimalang.

Tangerang kota: Jalan Benteng Betawi, dan Daan Mogot,

Depok: sepanjang kawasan Margonda.

Sementara itu, Direktorat Reserse Kriminal Umum mencatat lokasi dengan tingkat Kejahatan paling tinggi yang terjadi pada April 2011.

Pertama, Jakarta Pusat, menempati peringkat pertama daerah rawan kejahatan dengan 323 kejadian. Paling banyak terjadi di Kemayoran. Pencurian kendaraan bermotor roda dua sebanyak 117 kasus, selama satu bulan

Sementara itu, urutan kedua daerah rawan adalah Kabupaten Tangerang  dengan jumlah kejahatan sebanyak 296. Paling banyak terjadi di Serpong. Pencurian dengan pemberatan 205 kasus, dan pencurian kendaraan bermotor roda dua 35 kasus.

Pada urutan ketiga yakni Jakarta Timur, sebanyak 253, banyak terjadi di Cakung. Pencurian dengan pemberatan terjadi sebanyak 77 kasus.

Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya berhasil meringkus dua tersangka pencuri spion mobil mewah. Kedua tersangka yakni EN (23) dan H (18) warga Pedongkelan, Jakarta Timur.

Penangkapan dilakukan setelah tayangan video pencongkelan itu diputar secara berulang-ulang di salah satu stasiun televisi.

Dari kedua tersangka, polisi menyita barang bukti berupa dua potong kaos, satu potong celana pendek, uang tunai Rp 25 ribu dan 1 unit handphone merek Nokia type 3500c warna hitam. "Barang-barang itu dibeli setelah menjual barang curian," kata Baharudin.

Pelaku dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan yang ancamannya lima tahun penjara. Pelaku mengaku menjual kaca spion curian seharga Rp1 juta. 







• VIVAnews 

Monday, May 9, 2011

Waspadalah.....Sakit Akibat Stres Karena Macet Mengancam Penduduk Kota


Jika Anda sedang terjebak macet kemudian mengalami peningkatan detak jantung, telapak tangan berkeringat hingga kram perut, bisa dipastikan itu terkena traffic stress syndrom atau TSS (sindrom stres akibat macet). Laki-laki lebih mudah terkena sindrom ini ketimbang wanita.

Hidup di kota besar tak bisa lepas dari masalah kemacetan. Ternyata jalan yang macet bisa mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang, salah satunya adalah traffic stress syndrom atau TSS (sindrom stres akibat macet).

Saat menemukan kemacetan terkadang seseorang mengalami peningkatan detak jantung, telapak tangan mulai berkeringat hingga kram perut. Kondisi ini kemungkinan menandakan gejala dari TSS.

Kemacetan yang terjadi tidak hanya menyebabkan suasana hati seseorang menjadi buruk, tapi juga bisa merusak kesehatan. Dalam studi diketahui seseorang yang mengalami TSS akan mulai muncul gejala stres dalam waktu 3-5 menit, sedangkan orang yang tidak TSS, gejala stres mulai akan muncul jika sudah mengalami kemacetan sekitar 13-14 menit.

"Mengalami TSS akan memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku pengemudi seperti kehilangan konsentrasi, sulit untuk fokus dan mengemudi secara berbahaya atau berisiko," ujar David Moxon, kepala psikologi dari Peterborough Regional College, seperti dikutip dari Roadsafe.org, Senin (9/5/2011).

Moxon mengungkapkan kemacetan lalu lintas seperti fenomena bom waktu bagi penderita TSS. Biasanya ia akan mempercepat kecepatannya saat ada kesempatan dan terkadang mengabaikan peraturan yang ada sehingga berisiko mengalami kecelakaan.

Gejala yang dialami oleh seseorang dengan TSS termasuk:
  1. Peningkatan detak jantung
  2. Sakit kepala
  3. Telapak tangan berkeringat
  4. Mual
  5. Pusing
  6. Kram perut
  7. Mudah tersinggung dan marah
  8. Khawatir

Dalam studi ini juga diketahui bahwa laki-laki lebih mungkin mengalami frustasi saat terjebak kemacetan lalu lintas dibandingkan perempuan.

"Saya kira usia yang rentan mengalami TSS adalah kelompok usia 30-50 tahun. Kemacetan kronis dan tegangan yang dihasilkan serta frustasi bisa merugikan kesehatan fisik dan mental yang akan berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh. Gejala lain juga mungkin ditimbulkan jika ditambah dengan adanya tekanan akibat faktor lainnya," ungkapnya.

Kemacetan yang dialami oleh seseorang secara berkepanjangan bisa berdampak pada masalah kesehatan lainnya, yaitu meningkatkan risiko penyakit jantung, infeksi saluran pernapasan, stres dan depresi serta risiko kanker akibat polusi udara yang terhirup oleh tubuh.

Moxon mengungkapkan ada beberapa hal yang bisa dilakukan seseorang jika terjebak macet untuk mencegah atau mengatasi TSS yaitu:
  1. Mengambil napas secara dalam dan perlahan
  2. Mendengarkan musik yang menenangkan atau membuat santai
  3. Memikirkan orang yang dicintai
  4. Sebisa mungkin menghindari terpaparnya polusi udara seperti dengan menutup jendela atau menggunakan sistem pengkondisian untuk mencegah masuknya asap knalpot. Untuk pesepeda motor sebaiknya gunakan masker.
  5. Menempatkan aroma terapi di titik tertentu kendaraan sehingga bisa membantu proses relaksasi.



detik

Waspadalah.....Payudara Besar Sebelah Lebih Berisiko Kena Kanker


Perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan bisa memprediksi risiko untuk terkena kanker. Menurut sebuah penelitian, jika selisih ukurannya makin besar maka harus sering diperiksa karena risiko terkena kanker cenderung makin besar.

Hampir semua perempuan memiliki payudara dengan ukuran yang sedikit berbeda antara sisi kiri dan kanan. Perbedaan ini disebut breast asymmetry dan umumnya tidak menyebabkan gangguan serius, bahkan jarang dilaporkan sampai menggangu penampilan.

Namun menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Breast Cancer Research tahun 2006, perbedaan tersebut bisa juga dipakai untuk memprediksi kemungkinan seseorang terkena kanker payudara. Makin besar perbedaan ukurannya, makin besar risiko terkena kanker.

Perbedaan yang dilihat bukan besar-kecilnya ukuran bra yang digunakan, melainkan kepadatan yang ditunjukkan dengan berat masing-masing payudara. Dalam penelitian tersebut, kepadatan massa pada jaringan payudara diukur dengan alat khusus yang disebut mammograph.

Setiap selisih 98,82 gram pada kedua sisi payudara, peningkatan risikonya mencapai 50 persen. Namun dalam penelitian tersebut tidak ditemukan selisih ukuran sebanyak itu, rata-rata ukuran kedua payudara hanya berselisih 48,19 gram hingga 57,6 gram.

Penelitian tersebut melibatkan 504 perempuan dewasa dengan ukuran payudara rata-rata 479,1 gram. Dari sekian banyak relawan yang dilibatkan, hanya 1 orang yang ukuran payudaranya benar-benar simetris atau sama besar antara sisi kiri dengan kanan.

"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa breast asymmetry berhubungan dengan esterogen. Hormon tersebut juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi risiko kanker payudara," ungkap salah seorang peneliti, Diane Scutt, PhD seperti dikutip dari WebMD, Minggu (8/5/2011).

Meski hasil penelitian ini menunjukkan hubungan erat antara breast asymmetry dengan risiko kanker, Scutt mengatakan masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Karena itu ia mengatakan, yang terpenting adalah pemeriksaan rutin agar risiko sekecil apapun bisa dideteksi sedini mungkin.





detik

Belajar Al-Qur'an Online

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran