Clock By Blog Tips

Friday, March 25, 2011

Waspadalah.....Bercinta Tak Teratur Picu Serangan Jantung



Aktivitas fisik secara umum sangat baik untuk kesehatan jantung. Tetapi menurut penelitian tim dari Tufts University dan Harvard University, Amerika Serikat, jika Anda melakukan aktivitas fisik secara tidak teratur termasuk berhubungan seksual, maka bisa memicu serangan jantung.

Hal itu bisa terjadi terutama untuk orang-orang yang dinyatakan tidak sehat.  Tim peneliti melakukan review pada sejumlah penelitian sebelumnya. Mereka menemukan bahwa "aktivitas episodik" atau tidak teratur berhubungan dengan lebih dari dua setengah kali peningkatan risiko serangan jantung dan kematian jantung mendadak (sudden cardiac death).

"Aktivitas fisik secara teratur telah diidentifikasi memiliki hubungan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian yang terkait penyakit tersebut. Tetapi, bukti menunjukan kalau aktivitas fisik seperti hubungan seksual, apalagi ditambah stres psikologis, juga dapat bertindak sebagai pemicu jantung akut, " tulis peneliti, seperti dikutip dari Telegraph.co.uk.

Peneliti melihat lebih dari 14 penelitian yang membahas soal pemicu serangan jantung. Mereka menemukan hanya sedikit yang terjadi saat berhubungan seksual atau ketika melakukan aktivitas fisik. Diketahui bahwa semua jenis aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko serangan jantung 3,5 kali dan hubungan seksual sebesar 2,7 kali.

Para peneliti mengatakan, hal terpenting untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan membentuk aktivitas fisik menjadi sebuah kebiasaan. Itu karena seseorang yang melakukan olahraga dan berhubungan seksual secara teratur bisa mengurangi risiko serangan jantung.





Vivanews

Waspadalah.....Anak Kena Radang Tenggorokan Berkali-kali Jantung Bisa Rusak


Anak-anak kadang seringkali mengalami radang tenggorokan dan demam. Tapi kondisi ini sebaiknya jangan diabaikan, karena jika infeksi terus berulang bisa menyebabkan gangguan di jantung.

"Jika anak mengalami sakit panas, susah nelan, sakit radang tenggorokan sebaiknya jangan dianggap biasa. Karena infeksi berulang yang disebabkan oleh Streptococcus beta hemolyticus group A bisa menyebabkan penyakit jantung reumatik pada anak," ujar dr Poppy S Roebiono, SpJP yang juga dokter jantung anak dalam acara konferensi pers ASMIHA (Annual Scientific Meeting Indonesian Heart Association) ke 20 di hotel Ritz Carlton, Jakarta, Jumat (25/3/211).

Penyakit jantung reumatik (PJR) dalam bahasa medis dikenal dengan Rheumatic Heart Disease

Masalah yang bisa timbul pada penyakit jantung reumatik ini adalah katup mengalami penyempitan sehingga aliran darah menurun, kebocoran pada katup yang memungkinkan darah mengalir ke arah yang salah atau kerusakan otot jantung sehingga fungsi pemompaan darah menjadi terganggu.

dr Poppy menuturkan jika anak terkena infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A maka tubuh akan memberikan perlawanan untuk menghilangkan racun yang dikeluarkan oleh si kuman. Jika infeksi tersebut sering terjadi atau berulang maka racun ini bisa menyebabkan katup jantung rusak atau mengalami peradangan.

"Kejadian ini biasanya menyerang anak-anak pada usia 5-15 tahun, meskipun ada juga yang terjadi pada anak di bawah usia 4 tahun tapi jumlahnya sangat sedikit," ujar dr Poppy.

dr Poppy menambahkan, awalnya katup jantung mungkin hanya merah saja, lalu berkembang menjadi seperti berkoreng dan lama-kelamaan bisa menyebabkan kerusakan atau kebocoran pada katup sehingga harus diganti.

Untuk menanganinya harus dilakukan operasi pembedahan untuk mengganti katup yang rusak, pada masalah katup tertentu bisa diatasi dengan menggunakan teknik kateter tapi hal ini masih sulit dilakukan.

"Jika anak mengalami radang tenggorokan sebaiknya beri perawatan, misalnya dengan memberikan antibiotik dan mencegah infeksi berulang," ujar dr Poppy yang berpraktek di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta.
(RHD) adalah suatu kondisi yang mana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran. Permasalahan penyakit jantung reumatik ini biasanya banyak menimpa anak-anak dengan sosial ekonomi rendah.





detik

Waspadalah.....TBC Masih Terus Mengancam Meski Penderitanya Berkurang



Ancaman tuberculosis (TBC) diyakini masih akan terus meningkat beberapa tahun mendatang. Meski dari sisi jumlah penderitanya bisa makin dikurangi, namun dari sisi yang lain jenis penyakitnya akan semakin bervariasi dan sulit diobati.

"Tantangan ke depannya antara lain TBC sebagai co-infeksi (infeksi penyerta) pada penderita AIDS dan multiple drug resistant tuberculosis," ungkap Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih usai membuka Kongres Nasional Tuberculosis di Hotel Merlynn Park Jakarta, Jumat (25/3/2011).

Infeksi TBC pada penderita AIDS (acquired immune deficiency syndrome) dan pengidap HIV menjadi tantangan tersendiri karena dipastikan angkanya akan terus meningkat. Saat ini saja, Menkes memperkirakan 70 persen pengidap human imunnodeficiency virus (HIV) penyebab AIDS telah tertular TBC.

Pengidap HIV mudah tertular TBC karena virus tersebut menyebabkan daya tahan tubuh pengidapnya melemah. Akibatnya berbagai infeksi penyerta atau infeksi oportunis mudah menjangkiti, termasuk di antaranya TBC yang merupakan penyebab kematian tertinggi di kalangan penderita AIDS.

Selain itu, multiple drug resistant tuberculosis (MDR-TBC) juga menjadi ancaman berikutnya karena lebih sulit diobati dibandingkan TBC pada umumnya. Jika TBC biasa hanya butuh pengobatan rutin selama 6 bulan, MDR-TBC butuh pengobatan lebih lama antara 12-18 bulan.

Dengan pengobatan rutin selama 6 bulan saja, pasien kadang-kadang tidak patuh sehingga pengobatannya tidak tuntas dan penyakitnya tidak sembuh. Dikhawatirkan dengan durasi pengobatan yang lebih panjang, pasien makin tidak patuh karena merasa bosan minum obat.

Sementara dari sisi jumlah penderita, Menkes mengatakan Indonesia perlahan-lahan sudah berhasil menurunkannya meski belum mencapai target 221/100.000 penduduk dan masih menyumbang 6 persen jumlah kasus TBC sedunia. Menkes berdalih, angkanya masih tetap tinggi karena jumlah penduduknya memang sangat besar.




detik

Wednesday, March 23, 2011

Waspadalah.....Inilah Akibatnya Jika Hidup Selalu Terburu-buru

 
Beberapa orang ada yang memiliki perilaku selalu terburu-buru mulai dari bangun tidur hingga menjelang malam. Tapi kebiasaan ini sebaiknya dihindari karena bisa berdampak pada kesehatan.

Orang yang selalu terburu-buru didefinisikan sebagai perilaku action-emotion complex (The Type A behavior pattern/TABP) yang dirangsang oleh lingkungan tertentu.

Sifat yang hampir selalu muncul adalah ketidaksabaran, agresif, seperti dikejar-kejar waktu, gelisah dan melakukan kegiatan secara cepat.

Sebuah penelitian melakukan tes wawancara dengan orang yang memiliki perilaku terburu-buru. Diketahui orang tipe ini cenderung menunjukkan ketegangan di wajah, bicara cepat, kadang mengalami gangguan bicara serta sering tergigit lidahnya oleh gigi, seperti dikutip dari Workhealth.org, Selasa (22/3/2011).

Selain itu, perilaku terburu-buru ini juga mempengaruhi kesehatan jantung. Studi yang dilakukan tahun 1981 oleh National Heart, Lung, and Blood Institute menyimpulkan bahwa orang dengan perilaku tipe A ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner (PJK).

Perilaku suka terburu-buru saat ini diakui sebagai salah satu faktor risiko yang signifikan untuk serangan jantung, hal ini karena saat terburu-buru seseorang akan mengalami tingkat stres yang lebih tinggi.

Seperti diketahui tingkat stres yang tinggi dapat mempengaruhi nilai tekanan darah yang berhubungan dengan kesehatan jantung. Dan kondisi ini juga membuat seseorang kecanduan hormon adrenalin, yaitu hormon yang dilepaskan ketika seseorang mengalami stres.

Pada saat orang mengalami stres, hipotalamus dalam otak akan memicu hormon stres baik yang adrenalin maupun non-adrenalin, yang kemudian akan memicu peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah yang mengakibatkan cedera pada dinding arteri dan pembentukan bekuan dalam pembuluh darah, serta aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah arteri).

Selain mempengaruhi kondisi jantung, sering terburu-buru juga membuat seseorang rentan mengalami cedera seperti terjatuh atau tersandung akibat tidak memperhatikan lingkungan, tidak fokus dalam melakukan pekerjaan karena kurang konsentrasi seperti melakukan kesalahan atau mudah lupa, serta mengganggu proses metabolisme karena saat terburu-buru orang akan makan dengan cepat dan tidak mengunyah makanan dengan benar.

Untuk itu sebaiknya hindari perilaku selalu terburu-buru dengan cara belajar mengelola waktu lebih baik lagi seperti bangun lebih awal, menyiapkan segala keperluan besok pagi saat malam hari, serta jangan menunda-nunda pekerjaan sehingga bisa lebih fokus dan mengurangi stres.
 
 
 
 
detik

Monday, March 21, 2011

Waspadalah.....Minum Obat Penumbuh Rambut Berbuntut Hilang Gairah Seks


Dua masalah yang ditakuti pria masa kini adalah kebotakan dan disfungsi ereksi. Tapi hati-hati, bagi pria yang mengonsumsi obat penumbuh rambut karena efek sampingnya bisa bikin hasrat seks hilang.

Penelitian yang dipublikasikan Journal of Sexual Medicine seperti dikutip dari AOL, Minggu (20/3/2011) menemukan obat pencegah kebotakan yang mengandung bahan kimia finasteride

Dr. Michael Irwig dari fakultas kedokteran George Washington University's melakukan penelitian terhadap obat penumbuh rambut yang mengandung finasteride.

Hasilnya, 2 obat pencegah kebotakan yang populer dengan merek dagang Propecia dan Proscar,-- keduanya produksi Merck--, ternyata memicu penurunan libido dan orgasme pada pria. Efek samping tersebut masih dirasakan meski para pria itu tidak lagi meminum obat tersebut.

"Obat ini mengacaukan beberapa jalur hormon yang penting yang berkaitan dengan libido dan fungsi seksual lainnya," kata Dr Irwig.

Dr Irwig menemukan meski sudah tidak minum obat tersebut, pria-pria tersebut masih mengalami gangguan seksual minimal 3 bulan. Tapi beberapa kasus pada pria yang pernah minum obat tersebut mengalami gangguan seksual selama 5-10 tahun.

Efek samping yang muncul selain gangguan seksual adalah masalah kejiwaan mulai dari kecemasan berlebih, depresi hingga pikiran untuk bunuh diri.

"Partisipan yang diteliti adalah orang-orang muda yang sebelumnya tidak punya masalah medis dan masalah gangguan kejiwaan. Tapi hasilnya setelah minum obat ini mereka terkena efek sampingnya," ujar Dr Irwig.

Dr Irwig dan timnya meneliti 71 pria usia produktif berumur 21-46 tahun yang mengonsumsi Proscar dan Propecia. Sebelum mengonsumsi obat, partisipan adalah tipe pria bugar yang tak satu pun punya masalah gangguan seksual.

Hasil penelitian menunjukkan 94 persen pria mengalami penurunan hasrat seks dan 69 persen mengaku susah mencapai orgasme, ditambah munculnya efek masalah kejiwaan.

Partisipan yang diteliti adalah mereka yang mengonsumsi obat pencegah kebotakan selama 1 bulan hingga 28 bulan.

Atas efek samping yang dialami pria peminum 2 obat tersebut, Merck kini harus menghadapi sejumlah tuntuntan hukum di Kanada dan Connecticut AS.

Sebenarnya pihak perusahaan obat sudah mencantumkan efek samping dari minum obat tersebut. Hanya saja menurut Dr Irwig, perusahaan tidak mencantumkan efek samping tersebut masih bisa terjadi walaupun sudah tidak minum obat itu lagi.
memiliki efek samping serius bagi kejantanan pria.






detik

Waspadalah.....Jumlah Gigi Kurang dari 24 Rawan Kena Stroke


Jumlah gigi orang dewasa yang normal adalah sebanyak 32 buah. Ilmuwan menemukan orang yang memiliki jumlah gigi kurang dari 24 gigi berisiko terkena stroke.

Penelitian yang dilakukan Universitas Hiroshima menemukan orang yang mempunyai gigi kurang dari 24 buah punya peluang 60 persen terkena stroke.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pasien stroke yang berusia 50 tahun ternyata sebagian besar punya gigi yang jumlahnya kurang dari 24.

Para peneliti juga memperhitungkan berbagai faktor risiko lain yang terkait dengan stroke seperti kebiasaan merokok, obesitas dan penggunaan alkohol.

Namun masalah gigi menjadi perhatian serius karena gigi yang tidak bersih terkait dengan kerusakan gigi yang nantinya akan mempengaruhi jumlah gigi.

Gigi tidak bersih karena pada sela-sela gigi menempel sisa makanan yang kemudian menjadi plak. Timbunan plak ini akan membuat gusi mudah sakit dan berdarah sehingga mempengaruhi kekuatan gigi. Gigi yang tidak kuat akhirnya banyak yang copot.

"Penemuan ini menunjukkan bahwa kehilangan gigi berhubungan erat dengan risiko stroke iskemik atau pun perdarahan," kata Dr Mitsuyoshi Yoshida, yang memimpin penelitian tersebut seperti dilansir dari dailymail, Minggu (20/3/2011).

Penelitian ini juga tidak berbeda jauh dengan penelitian sebelumnya yang menemukan adanya hubungan antara penyakit gigi dan mulut dengan risiko penyakit jantung.

Mulut yang menderita penyakit gigi dan gusi akan dipenuhi dengan bakteri yang mengakibatkan timbulnya plak yang lengket pada gigi.

Timbunan plak yang mengandung banyak mikroorganisme itu kemudian masuk ke pembuluh darah (arteri), yang jika terakumualsi akan mengganggu lapisan pembuluh darah.

Akibatnya darah yang mengalir ke otak atau jantung bisa terhambat karena plak-plak yang mengandung mikroorganisme dapat menyebabkan gumpalan darah sehingga aliran darah tidak lancar. Jika pembuluh darah tersumbat maka oksigen tidak sampai ke otak yang menyebabkan stroke.

"Bakteri di mulut akibat penyakit gusi dan gigi berkontribusi pada penyempitan dinding pembuluh darah yang dapat mengakibatkan stroke," kata Dr Sharlin Ahmed dari The Stroke Association.

Maka itu ilmuwan mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Munculnya penyakit

Selain menyikat gigi secara teratur, ilmuwan menyarankan untuk menggunakan benang gigi (floss) agar sisa-sisa makanan yang menyempil terlalu dalam bisa terjangkau. Dengan gigi yang bersih maka plak-plak juga tidak akan muncul.
gusi juga harus dihindari karena penyakit gusi mengakibatkan gigi mudah tanggal.





detik

Belajar Al-Qur'an Online

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran