Clock By Blog Tips

Friday, October 21, 2011

Waspadalah.....Hamil Usia Remaja Berisiko 4 Kali Lipat Meninggal Saat Melahirkan


Perempuan yang belum cukup umur disarankan jangan menikah dulu karena organ-organ reproduksinya belum kuat untuk berhubungan intim atau melahirkan. Remaja hamil berisiko 4 kali lipat mengalami luka serius dan meninggal saat melahirkan.

Negara-negara di Asia Pasifik bisa dikatakan gagal menangani masalah remaja dan anak muda. Meski mengalami pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, namun saat berbicara tentang kesehatan dan hak seksual dan reproduksi, remaja dan anak muda masih kurang mendapatkan informasi dan tidak terlayani.

"Sebagai contoh, semua negara di wilayah Asia Pasifik memiliki hukum yang melawan pernikahan anak, tetapi pada banyak negara hampir 50 persen wanita menikah sebelum usia 18 tahun," ujar Dr Nafis Sadik, Special Envoy of the United Nations Secretary-General for HIV/AIDS in Asia Pasific dalam acara the 6th Asia Pacific Conference on Sexual and Reproductive Health and Right 2011 di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, seperti ditulis Jumat (21/10/2011).

Implikasi ini sangat serius dan pada beberapa wanita muda bisa berakibat fatal.

"Wanita muda dan remaja memiliki risiko 4 kali lipat dibandingkan dengan wanita yang lebih tua untuk mengalami risiko luka parah atau kematian saat melahirkan," lanjut Dr Sadik.

Berikut beberapa bahaya yang mengancam bila wanita menikah dan hamil di usia muda (sebelum 20 tahun):

  1. Secara organ reproduksi ia belum siap untuk berhubungan atau mengandung, sehingga jika hamil berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.
  2. Sel telur yang dimiliki oleh perempuan tersebut belum siap.
  3. Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi terkontaminasi virus.

Selain itu, Dr Sadik juga menyampaikan bahwa menikah di usia muda membuat wanita secara permanen menjadi tidak mandiri dan selalu bergantung pada suaminya, sehingga nantinya akan mempengaruhi pada status sosial dan ekonomi.

"Istri yang masih remaja biasanya tidak mendapatkan pendidikan yang cukup sehingga memotong peluang untuk dapat mandiri, termasuk untuk mencari pelayanan kesehatan reproduksi. Dengan demikian, mereka lebih mungkin terpapar banyak risiko kesehatan, tidak hanya risiko kehamilan tetapi juga kekerasan, infeksi menular seksual termasuk HIV dan AIDS," ujar Dr Nafis.

Sumber : Detik

Monday, October 17, 2011

Waspadalah.....Ponsel Ternyata Jadi Sarang Kuman Tinja?


Sebuah studi baru beberapa ilmuwan Inggris menyebutkan bahwa satu dari beberapa ponsel telah menjadi sarang atau terkontaminasi kuman tinja manusia. Benarkah?

Para ahli mengatakan bahwa temuan ini berdasarkan pada alasan kemungkinan bakteri yang berpotensi berbahaya mencemari ponsel, karena orang tidak mencuci tangan mereka dengan baik dengan sabun setelah pergi ke toilet.

Seperti yang dikutip dari ScienceDaily, penelitian dilakukan ilmuwan dari London School of Hygiene & Tropical Medicine dan Queen Mary, Universitas London, mengungkapkan kecenderungan di kalangan warga Inggris untuk berbohong tentang kebiasaan kebersihan mereka.

Para peneliti melakukan perjalanan ke 12 kota di Inggris, dan mengambil sampel 390 dari ponsel dan tangan yang dianalisis di laboratorium, untuk mengetahui jenis dan jumlah kuman berkeliaran di sana. Mereka juga meminta peserta menjawab serangkaian pertanyaan, tentang kebiasaan mereka mencuci tangan.

Penelitian dilakukan sehubungan dengan Hari Cuci Tangan Sedunia yang jatuh pada 15 Oktober. Meskipun 95% dari orang yang diteliti mengatakan mereka mencuci tangan mereka dengan sabun, sebanyak 92% dari ponsel dan 82 persen dari tangan memiliki bakteri.

Kondisi yang mengkhawatirkan, 16% dari tangan dan 16% dari ponsel ditemukan Escherichia coli, jenis bakteri yang berasal tinja. Escherichia coli sering dikaitkan dengan gangguan lambung, dan telah terlibat dalam kasus-kasus keracunan makanan serius seperti wabah O157 yang fatal di Jerman pada bulan Juni lalu.

Proporsi terbesar dari ponsel terkontaminasi terjadi di Birmingham (41 persen), sementara London memiliki proporsi tertinggi Escherichia coli hadir pada tangan (28 persen).

Para ilmuwan juga menemukan, mereka yang memiliki bakteri di tangan memiliki kemungkinan tiga kali lebih memiliki bakteri di ponsel mereka.

Sementara itu Ahli kebersihan dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan, studi ini memberikan lebih banyak bukti bahwa beberapa orang masih tidak mencuci tangan mereka dengan baik, terutama setelah pergi ke toilet.

"Saya berharap temuan E coli di tangan mereka dan telepon mendorong, mereka untuk lebih berhati-hati di kamar mandi. Mencuci tangan dengan sabun adalah suatu hal yang sederhana untuk dilakukan, tetapi tidak ada keraguan itu menyelamatkan nyawa," kata ahli kebersihan tersebut.

Ron Cutler, dari Queen Mary, Universitas London, menambahkan, "Analisis kami menunjukkan, ini adalah masalah nasional. Orang-orang mungkin mengklaim bahwa mereka mencuci tangan mereka secara teratur, tetapi ilmu pengetahuan menunjukkan sebaliknya."

Bakteri tinja dapat bertahan hidup di tangan selama berjam-jam pada suatu waktu, terutama di suhu hangat jauh dari sinar matahari. Kuman itu mudah ditransfer oleh sentuhan di gagang pintu, makanan, dan bahkan telepon seluler. Kuman lalu dapat berpindah ke orang lain.

Setiap tahun, anak-anak di bawah usia lima tahun meninggal dunia oleh pneumonia dan penyakit diare, yang sebetulnya dapat dicegah dengan tindakan sederhana mencuci tangan dengan sabun. Di negara maju, mencuci tangan dengan sabun membantu orang untuk mencegah penyebaran infeksi virus, seperti norovirus, rotavirus, dan influenza.



Sumber : Inilah.com

Belajar Al-Qur'an Online

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran