Kebiasaan berbohong memang terkesan sepele. Namun, awas! Kebiasaan berbohong yang dilakukan terus menerus bisa mengakibatkan gangguan kejiwaan. Benarkah ?
Bohong merupakan upaya seseorang untuk mengalihkan dari fakta yang sebenarnya. Pada saat berbohong seseorang sebenarnya sedang melawan tentang apa yang sebenarnya harus disampaikan. Saat berbohong terjadi konflik batin dalam diri seseorang ingin berkata jujur atau tidak.
Apalagi jika ada upaya-upaya dari pihak luar yang berusaha untuk membuktikan kebohongan tersebut, tantangan bagi mereka yang berbohong semakin berat dan ini pasti menambah tekanan kejiwaan bagi orang yang sedang berbohong dan mempertahankan kebohongannya.
Dr.dr.Ari F Syam SpPD-kGEH,MMB,FINASIM,FACP, spesialis penyakit dalam FKUI-RSCM mengatakan tekanan jiwa ditambah lagi dengan stress-stress lain selama mempertahankan kebohongan akan menyebabkan gangguan jiwa (Neurosis) baik depresi maupun ansietas maupun gangguan fisik akibat kejiwaan berupa penyakit Psikosomatik.
Psikosomatik adalah penyakit fisik yang didasari oleh penyakit psikis. Seperti diketahui berbagai penyakit akan kambuh jika adanya faktor stress yang mencetuskan keadaan tersebut. Misalnya, asam lambung akan meningkat saat stress.
Pasien yang mengalami psikosomatik akan diare atau bisa saja sebaliknya menjadi susah buang air besar. Dalam keadaan stress tekanan darah menjadi tidak terkontrol, gula darah juga tidak terkontrol, serangan asma akan terjadi pada penderita asma yang mengalami kekambuhan karena stress.
Begitu pula dengan serangan stroke atau serangan jantung yang juga dapat dipicu oleh terjadinya stress. Pasien yang mengalami psikosomatik bisa saja mengalami gangguan fisik yang lebih menonjol tanpa menyadari bahwa faktor psikis yang mendasari kelainan fisik yang terjadi.
“Pasien bisa saja datang dengan keluhan gatal pada kulit atau bahkan berupa eksim, pegal-pegal pada bagian badan tertentu (fibromialgia), sesak nafas tanpa sebab yang jelas,sakit kepala kronis,migren, nafsu makannya menjadi terganggu umumnya menurun tetapi bisa saja meningkat. Bisa juga tidurnya menjadi terganggu,” katanya.
Nafsu makan yang menurun, terjadinya gangguan tidur tentu akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan akhirnya menyebabkan pasien yang mengalami stress tersebut rentan terhadap berbagai penyakit infeksi.
Bohong merupakan upaya seseorang untuk mengalihkan dari fakta yang sebenarnya. Pada saat berbohong seseorang sebenarnya sedang melawan tentang apa yang sebenarnya harus disampaikan. Saat berbohong terjadi konflik batin dalam diri seseorang ingin berkata jujur atau tidak.
Apalagi jika ada upaya-upaya dari pihak luar yang berusaha untuk membuktikan kebohongan tersebut, tantangan bagi mereka yang berbohong semakin berat dan ini pasti menambah tekanan kejiwaan bagi orang yang sedang berbohong dan mempertahankan kebohongannya.
Dr.dr.Ari F Syam SpPD-kGEH,MMB,FINASIM,FACP, spesialis penyakit dalam FKUI-RSCM mengatakan tekanan jiwa ditambah lagi dengan stress-stress lain selama mempertahankan kebohongan akan menyebabkan gangguan jiwa (Neurosis) baik depresi maupun ansietas maupun gangguan fisik akibat kejiwaan berupa penyakit Psikosomatik.
Psikosomatik adalah penyakit fisik yang didasari oleh penyakit psikis. Seperti diketahui berbagai penyakit akan kambuh jika adanya faktor stress yang mencetuskan keadaan tersebut. Misalnya, asam lambung akan meningkat saat stress.
Pasien yang mengalami psikosomatik akan diare atau bisa saja sebaliknya menjadi susah buang air besar. Dalam keadaan stress tekanan darah menjadi tidak terkontrol, gula darah juga tidak terkontrol, serangan asma akan terjadi pada penderita asma yang mengalami kekambuhan karena stress.
Begitu pula dengan serangan stroke atau serangan jantung yang juga dapat dipicu oleh terjadinya stress. Pasien yang mengalami psikosomatik bisa saja mengalami gangguan fisik yang lebih menonjol tanpa menyadari bahwa faktor psikis yang mendasari kelainan fisik yang terjadi.
“Pasien bisa saja datang dengan keluhan gatal pada kulit atau bahkan berupa eksim, pegal-pegal pada bagian badan tertentu (fibromialgia), sesak nafas tanpa sebab yang jelas,sakit kepala kronis,migren, nafsu makannya menjadi terganggu umumnya menurun tetapi bisa saja meningkat. Bisa juga tidurnya menjadi terganggu,” katanya.
Nafsu makan yang menurun, terjadinya gangguan tidur tentu akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan akhirnya menyebabkan pasien yang mengalami stress tersebut rentan terhadap berbagai penyakit infeksi.
Sumber : Inilah.com
No comments:
Post a Comment