Hati-hati dengan suntik silikon yang dilakukan secara ilegal. Jika salah sasaran, nyawa jadi taruhannya. Seperti yang dialami gadis 20 tahun yang ingin perbesar bokong tapi silikonnya nyasar ke pembuluh darah arteri (nadi).
Gadis malang tersebut adalah Claudia Seye Aderotimi, mahasiswi berusia 20 tahun yang meninggal Senin (7/2/2011) di sebuah rumah sakit karena mengalami masalah pernapasan dan sakit dada.
Pihak berwenang yang menangani kasusnya menemukan bahwa Aderotimi meninggal setelah menjalani operasi silikon ilegal yang disuntikkan ke bokongnya di sebuah hotel di Philadelphia, AS.
Menurut Letnan Ray Evers yang menyelidi kasus ini, Aderotimi beserta tiga temannya yang tinggal di London terbang ke Philadelphia untuk melakukan operasi silikon. Informasi operasi ilegal tersebut diperolehnya secara online.
Satu teman Aderotimi yang juga mendapatkan suntikan ilegal di pinggul dan bokongnya, dinyatakan selamat dan tidak dirawat di rumah sakit.
Aderotimi diyakini meninggal karena silikon yang disuntikkan langsung ke masuk ke arteri, sehingga menyebabkan paru-parunya mati dan jantungnya berhenti, seperti dilansir Aolhealth, Jumat (11/2/2011).
"Jika Anda mendapatkan zat asing ke dalam aliran darah, hal itu bisa menyumbat pembuluh darah yang sangat penting. Ini biasanya masuk ke paru-paru, sehingga Anda tidak bisa mendapatkan oksigen ke dalam aliran darah. Orang bisa benar-benar tercekik sampai mati," jelas Dr Anthony Youn, ahli bedah plastik dari Michigan.
Menurut Dr Youn, kemungkinan Aderotimi menderita pulmonary embolism (emboli paru atau penggumpalan darah di paru-paru). Kesulitan bernapas dan nyeri dada adalah gejala umum dari emboli paru.
Suntikan silikon cair tidak pernah disetujui untuk digunakan sebagai kosmetik oleh badan pengawas obat adan makanan AS (FDA), karena zat ini sangat berbahaya.
"Ini prosedur yang tidak mungkin dilakukan oleh ahli bedah yang waras," lanjut
Selain silikon cair, injeksi ilegal hidrogel, jeli petroleum dan parafin juga telah digunakan untuk operasi ilegal memperbesar payudara wanita, pinggul dan bokong, menurut laporan Associated Press (AP).
Bahkan jika pasien bertahan dari suntikan, komplikasi jangka panjang bisa lebih parah dan terkadang bahkan mematikan.
Menurut Dr Youn, peradangan massa besar yang disebut granuloma dapat terbentuk dan infeksi dapat berkembang lama setelah prosedur telah dilakukan.
"Silikon dapat mengeras dua atau tiga tahun ke depan ke dalam massa yang besar, dan tubuh dapat benar-benar menolaknya nanti. Satu-satunya cara untuk mengobati itu adalah memotongnya secara fisik. Sangat tidak bijaksana untuk menyuntikkan zat permanen ke dalam tubuh," ungkap Dr Youn.
Gadis malang tersebut adalah Claudia Seye Aderotimi, mahasiswi berusia 20 tahun yang meninggal Senin (7/2/2011) di sebuah rumah sakit karena mengalami masalah pernapasan dan sakit dada.
Pihak berwenang yang menangani kasusnya menemukan bahwa Aderotimi meninggal setelah menjalani operasi silikon ilegal yang disuntikkan ke bokongnya di sebuah hotel di Philadelphia, AS.
Menurut Letnan Ray Evers yang menyelidi kasus ini, Aderotimi beserta tiga temannya yang tinggal di London terbang ke Philadelphia untuk melakukan operasi silikon. Informasi operasi ilegal tersebut diperolehnya secara online.
Satu teman Aderotimi yang juga mendapatkan suntikan ilegal di pinggul dan bokongnya, dinyatakan selamat dan tidak dirawat di rumah sakit.
Aderotimi diyakini meninggal karena silikon yang disuntikkan langsung ke masuk ke arteri, sehingga menyebabkan paru-parunya mati dan jantungnya berhenti, seperti dilansir Aolhealth, Jumat (11/2/2011).
"Jika Anda mendapatkan zat asing ke dalam aliran darah, hal itu bisa menyumbat pembuluh darah yang sangat penting. Ini biasanya masuk ke paru-paru, sehingga Anda tidak bisa mendapatkan oksigen ke dalam aliran darah. Orang bisa benar-benar tercekik sampai mati," jelas Dr Anthony Youn, ahli bedah plastik dari Michigan.
Menurut Dr Youn, kemungkinan Aderotimi menderita pulmonary embolism (emboli paru atau penggumpalan darah di paru-paru). Kesulitan bernapas dan nyeri dada adalah gejala umum dari emboli paru.
Suntikan silikon cair tidak pernah disetujui untuk digunakan sebagai kosmetik oleh badan pengawas obat adan makanan AS (FDA), karena zat ini sangat berbahaya.
"Ini prosedur yang tidak mungkin dilakukan oleh ahli bedah yang waras," lanjut
Selain silikon cair, injeksi ilegal hidrogel, jeli petroleum dan parafin juga telah digunakan untuk operasi ilegal memperbesar payudara wanita, pinggul dan bokong, menurut laporan Associated Press (AP).
Bahkan jika pasien bertahan dari suntikan, komplikasi jangka panjang bisa lebih parah dan terkadang bahkan mematikan.
Menurut Dr Youn, peradangan massa besar yang disebut granuloma dapat terbentuk dan infeksi dapat berkembang lama setelah prosedur telah dilakukan.
"Silikon dapat mengeras dua atau tiga tahun ke depan ke dalam massa yang besar, dan tubuh dapat benar-benar menolaknya nanti. Satu-satunya cara untuk mengobati itu adalah memotongnya secara fisik. Sangat tidak bijaksana untuk menyuntikkan zat permanen ke dalam tubuh," ungkap Dr Youn.
detik
No comments:
Post a Comment