Perilaku seks bebas sering menjadi bagian dari gaya hidup modern dan memberikan dampak buruk bagi kesehatan reproduksi. Di antaranya meningkatkan risiko terkenanya infeksi menular seksual sifilis atau Raja Singa.
Sifilis atau Raja Singa merupakan infeksi kronis, yang dapat menyerang semua alat-alat dalam badan dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. Penyebabnya adalah Treponema Palidum, suatu kuman yang berbentuk sprial dan dapat bergerak dengan sangat lincah.
Penyakit ini telah menjalar ke seluruh dunia dan menyerang berjuta-juta orang. Penyebarannya melalui hubungan kelamin (sexual intercourse), dan banyak terdapat di kota-kota besar terutama kota-kota pelabuhan atau perdagangan.
Meski kini insidensinya menurun, tetapi penyakit sifilis masih perlu mendapat perhatian. Hal ini disebabkan karena akibat yang timbul merupakan gejala sistemik yang sangat luas.
Penyebab sifilis adalah bakteri dari famili spirochaetaceae bernama treponema 9. Ukurannya sangat kecil dan memiliki kemampuan hidup serta berkembang biak di hampir setiap bagian tubuh manusia.
Bakteri ini dapat pindah dari orang yang telah terinfeksi bakteri ke orang sehat karena hubungan seksual berlainan jenis (heteroseksual) serta hubungan sesama jenis (homoseksual) juga oral seks.
Ibu yang mengidap sifilis juga dapat menularkan sifilis pada janinnya. Namun Anda tidak perlu khawatir karena sifilis tidak akan menyebar dari handuk, kloset, dan pegangan pintu yang dipakai penderita sifilis.
Pagi penderita sifilis, Raja Singa akan menunjukkan gejala yang biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi.
Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian. Gejala lainnya adalah merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia.
Sedangkan pada fase laten tidak tampak gejala sama sekali. Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita. Pada awal fase laten kadang luka yang infeksius kembali muncul.
Pengobatannya
Antibiotik dapat menghentikan aktivitas bakteri penyebab penyakit kulit kelamin sifilis. Namun penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Oleh karena itu, ketika gejala sifilis muncul, ada baiknya keluarga atau penderita langsung memeriksakan diri ke rumah sakit atau klinik dokter kulit dan kelamin agar mendapat pengobatan lebih maksimal.
Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Tidak melakukan hubungan seks bebas, apalagi hubungan seks sesama jenis.
Bagi para homoseksual, meskipun tidak melakukan hubungan kelamin, oral seks juga berisiko besar untuk menularkan penyakit kulit kelamin ini.
Sifilis atau Raja Singa merupakan infeksi kronis, yang dapat menyerang semua alat-alat dalam badan dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. Penyebabnya adalah Treponema Palidum, suatu kuman yang berbentuk sprial dan dapat bergerak dengan sangat lincah.
Penyakit ini telah menjalar ke seluruh dunia dan menyerang berjuta-juta orang. Penyebarannya melalui hubungan kelamin (sexual intercourse), dan banyak terdapat di kota-kota besar terutama kota-kota pelabuhan atau perdagangan.
Meski kini insidensinya menurun, tetapi penyakit sifilis masih perlu mendapat perhatian. Hal ini disebabkan karena akibat yang timbul merupakan gejala sistemik yang sangat luas.
Penyebab sifilis adalah bakteri dari famili spirochaetaceae bernama treponema 9. Ukurannya sangat kecil dan memiliki kemampuan hidup serta berkembang biak di hampir setiap bagian tubuh manusia.
Bakteri ini dapat pindah dari orang yang telah terinfeksi bakteri ke orang sehat karena hubungan seksual berlainan jenis (heteroseksual) serta hubungan sesama jenis (homoseksual) juga oral seks.
Ibu yang mengidap sifilis juga dapat menularkan sifilis pada janinnya. Namun Anda tidak perlu khawatir karena sifilis tidak akan menyebar dari handuk, kloset, dan pegangan pintu yang dipakai penderita sifilis.
Pagi penderita sifilis, Raja Singa akan menunjukkan gejala yang biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi.
Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian. Gejala lainnya adalah merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia.
Sedangkan pada fase laten tidak tampak gejala sama sekali. Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita. Pada awal fase laten kadang luka yang infeksius kembali muncul.
Pengobatannya
Antibiotik dapat menghentikan aktivitas bakteri penyebab penyakit kulit kelamin sifilis. Namun penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Oleh karena itu, ketika gejala sifilis muncul, ada baiknya keluarga atau penderita langsung memeriksakan diri ke rumah sakit atau klinik dokter kulit dan kelamin agar mendapat pengobatan lebih maksimal.
Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Tidak melakukan hubungan seks bebas, apalagi hubungan seks sesama jenis.
Bagi para homoseksual, meskipun tidak melakukan hubungan kelamin, oral seks juga berisiko besar untuk menularkan penyakit kulit kelamin ini.
Inilah.com
No comments:
Post a Comment