Asupan makanan sangat memengaruhi kesehatan janin. Tak kalah penting adalah kondisi psikologis bumil yang bila mengalami stres berat, akan berdampak pada proses persalinan.
Sebuah studi di Amerika menyimpulkan, wanita yang mengalami stres tingkat tinggi saat memasuki bulan kedua atau ketiga kehamilan, lebih berisiko melahirkan secara prematur dan kehilangan bayi laki-laki mereka. Kesimpulan ini didapat lewat studi yang menyelidiki efek stres pada wanita hamil yang disebabkan oleh gempa bumi di Chili Tarapaca pada 2005.
Paparan stres terbukti dapat memperpendek masa kehamilan dan meningkatkan risiko keguguran untuk bayi laki-laki. Para peneliti menemukan bahwa wanita yang tinggal paling dekat dengan pusat gempa selama bulan kedua dan ketiga kehamilan memiliki masa kehamilan yang lebih pendek.
Profesor Florencia Torche dan Karine Kleinhaus dari New York University menjelaskan, bayi laki-laki lebih mungkin stres karena mereka tumbuh lebih besar dibandingkan bayi perempuan. Bayi laki-laki membutuhkan nutrisi lebih dari ibunya dan tidak mudah beradaptasi dibandingkan bayi perempuan. Ibu yang stres akan menciptakan lingkungan rahim yang dirasa tidak nyaman oleh bayi laki-laki. Kondisi stres ini juga akan memengaruhi asupan nutrisi dari ibu ke bayi.
Menurut para peneliti, temuan ini memberikan bukti kuat bahwa stres secara independen memengaruhi hasil kehamilan.
Sebuah studi di Amerika menyimpulkan, wanita yang mengalami stres tingkat tinggi saat memasuki bulan kedua atau ketiga kehamilan, lebih berisiko melahirkan secara prematur dan kehilangan bayi laki-laki mereka. Kesimpulan ini didapat lewat studi yang menyelidiki efek stres pada wanita hamil yang disebabkan oleh gempa bumi di Chili Tarapaca pada 2005.
Paparan stres terbukti dapat memperpendek masa kehamilan dan meningkatkan risiko keguguran untuk bayi laki-laki. Para peneliti menemukan bahwa wanita yang tinggal paling dekat dengan pusat gempa selama bulan kedua dan ketiga kehamilan memiliki masa kehamilan yang lebih pendek.
Profesor Florencia Torche dan Karine Kleinhaus dari New York University menjelaskan, bayi laki-laki lebih mungkin stres karena mereka tumbuh lebih besar dibandingkan bayi perempuan. Bayi laki-laki membutuhkan nutrisi lebih dari ibunya dan tidak mudah beradaptasi dibandingkan bayi perempuan. Ibu yang stres akan menciptakan lingkungan rahim yang dirasa tidak nyaman oleh bayi laki-laki. Kondisi stres ini juga akan memengaruhi asupan nutrisi dari ibu ke bayi.
Menurut para peneliti, temuan ini memberikan bukti kuat bahwa stres secara independen memengaruhi hasil kehamilan.
Sumber : PesatNews
No comments:
Post a Comment