Obesitas atau kegemukan dapat menyerang siapa saja yang tidak menjalankan pola hidup sehat. Dan bila pada usia remaja sudah mengalami obesitas, maka risiko terkena kanker menjadi lebih besar.
Studi baru menunjukkan orang yang gemuk di usia 18 tahun akan memiliki peluang 35 persen lebih besar untuk menderita kanker di kemudian hari. Risiko tersebut tidak akan berkurang walaupun si remaja itu nantinya menurunkan berat badan di usia pertengahan. Risiko kanker yang terjadi antara lain paru-paru, ginjal, kulit dan prostat.
"Ini sangat menarik bahwa BMI tinggi pada usia 18 tahun benar-benar mengarah ke risiko lebih besar untuk terkena kanker daripada BMI tinggi pada usia pertengahan," jelas Dr Linsay Gray, peneliti dari Medical Research Council (MRC), seperti dilansir Dailymail, Jumat (17/6/2011).
Menurut Dr Gray yang melakukan studi tersebut pada sekitar 20.000 peserta, pesan dari studi ini sangat jelas yaitu menjaga berat badan sehat sejak usia muda secara signifikan dapat mengurangi kesempatan orang terkena kanker.
"Indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan beberapa kanker, tapi selalu di kemudian hari. Dan temuan ini menunjukkan beban masa depan yang lebih mengkhawatirkan orang untuk terkena kanker," lanjut Dr Gray.
Dalam studi tersebut, peneliti MRC bekerja sama dengan peneliti di University College London dan Harvard School of Public Health, Boston, dengan menganalisis catatan medis 19.593 lulusan pria yang masuk Harvard antara 1916 dan 1950.
Peneliti menemukan bahwa pria dalam studi ini yang memiliki BMI tertinggi pada usia 18 tahun adalah 35 persen lebih mungkin untuk meninggal akibat kanker dibandingkan peserta dengan BMI lebih rendah.
Studi ini memang hanya mempelajari data pria, tetapi peneliti mengatakan wanita cenderung memiliki risiko yang sama.
Hubungan antara remaja yang kelebihan berat badan dan kanker sangat kuat pada kanker paru-paru, kulit, esofagus, ginjal, prostat, kandung kemih dan kanker testis.
Dan menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Annals of Oncology, perubahan BMI antara awal masa dewasa dan usia pertengahan tidak mempengaruhi risiko kanker tersebut.
"Belum jelas bagaimana obesitas di usia muda bisa memicu kanker di kemudian hari. Namun, karena orang dengan BMI yang lebih tinggi memiliki ukuran tubuh yang lebih besar, ada sel-sel yang lebih berpotensi menjadi kanker," kata Dr Gray.
Studi baru menunjukkan orang yang gemuk di usia 18 tahun akan memiliki peluang 35 persen lebih besar untuk menderita kanker di kemudian hari. Risiko tersebut tidak akan berkurang walaupun si remaja itu nantinya menurunkan berat badan di usia pertengahan. Risiko kanker yang terjadi antara lain paru-paru, ginjal, kulit dan prostat.
"Ini sangat menarik bahwa BMI tinggi pada usia 18 tahun benar-benar mengarah ke risiko lebih besar untuk terkena kanker daripada BMI tinggi pada usia pertengahan," jelas Dr Linsay Gray, peneliti dari Medical Research Council (MRC), seperti dilansir Dailymail, Jumat (17/6/2011).
Menurut Dr Gray yang melakukan studi tersebut pada sekitar 20.000 peserta, pesan dari studi ini sangat jelas yaitu menjaga berat badan sehat sejak usia muda secara signifikan dapat mengurangi kesempatan orang terkena kanker.
"Indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan beberapa kanker, tapi selalu di kemudian hari. Dan temuan ini menunjukkan beban masa depan yang lebih mengkhawatirkan orang untuk terkena kanker," lanjut Dr Gray.
Dalam studi tersebut, peneliti MRC bekerja sama dengan peneliti di University College London dan Harvard School of Public Health, Boston, dengan menganalisis catatan medis 19.593 lulusan pria yang masuk Harvard antara 1916 dan 1950.
Peneliti menemukan bahwa pria dalam studi ini yang memiliki BMI tertinggi pada usia 18 tahun adalah 35 persen lebih mungkin untuk meninggal akibat kanker dibandingkan peserta dengan BMI lebih rendah.
Studi ini memang hanya mempelajari data pria, tetapi peneliti mengatakan wanita cenderung memiliki risiko yang sama.
Hubungan antara remaja yang kelebihan berat badan dan kanker sangat kuat pada kanker paru-paru, kulit, esofagus, ginjal, prostat, kandung kemih dan kanker testis.
Dan menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Annals of Oncology, perubahan BMI antara awal masa dewasa dan usia pertengahan tidak mempengaruhi risiko kanker tersebut.
"Belum jelas bagaimana obesitas di usia muda bisa memicu kanker di kemudian hari. Namun, karena orang dengan BMI yang lebih tinggi memiliki ukuran tubuh yang lebih besar, ada sel-sel yang lebih berpotensi menjadi kanker," kata Dr Gray.
detik
No comments:
Post a Comment