Sebaiknya jangan buang sembarangan barang-barang bekas elektronik di rumah Anda, seperti komputer, televisi atau ponsel. Selain bisa merusak lingkungan, limbah barang elektronik bisa menjadi faktor risiko penyakit jantung bahkan kanker.
Tak hanya merusak lingkungan, limbah barang bekas elektronik (e-waste) ternyata juga dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif (jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisirnya) pada tubuh manusia.
Hal ini terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan dengan sampel udara yang dikumpulkan dari Taizhou, salah satu tempat pembuangan limbah barang elektronik terbesar di daerah China.
Peneliti mengungkapkan bahwa limbah barang elektronik seperti komputer, televisi atau ponsel dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler, kerusakan DNA dan bahkan kanker.
Penelitian tersebut dimaksudkan untuk mengukur dampak limbah barang elektronik pada paru-paru manusia dan sel epitel. Para peneliti ingin menguji tingkat Interleukin-8 (IL-8) yang diyakini berperan dalam respons inflamasi, dan Reactive Oxygen Species (ROS) yang merupakan molekul kimia reaktif yang mampu menghasilkan kerusakan sel.
Para peneliti juga mencoba untuk mendeteksi ekspresi gen p53. Gen ini bertindak sebagai penekan tumor dengan mensintesiskan protein, yang membantu mencegah kerusakan sel. Ekspresi gen ini bertindak sebagai indikator kerusakan sel.
Peneliti mencatat adanya peningkatan yang signifikan pada tingkat IL-8 dan ROS. Perkembangan yang sama juga diamati di tingkat protein p53. Risiko dari polutan larut organik tampaknya jauh lebih tinggi daripada polusi larut air.
"Baik respons inflamasi (peradangan) dan stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan DNA, yang dapat menyebabkan oncogenesis atau bahkan kanker. Tentu saja, respons inflamasi dan stres oksidatif juga terkait dengan penyakit lain, seperti penyakit kardiovaskular (pembuluh darah)," jelas Dr Fangxing Yang dari Zhejiang University, seperti dilansir Lifemojo, Kamis (2/6/2011).
Dr Yang percaya bahwa teknik lama pasti akan membutuhkan beberapa perbaikan. Ia juga menentang pembongkaran 'terbuka' limbah barang elektronik dan berfokus pada pentingnya metode perlindungan yang tepat untuk para pekerja di lokasi. Dia juga mendesak produsen untuk memperhatikan lingkungan serta menggunakan bahan yang ramah manusia dalam produksi.
Tak hanya merusak lingkungan, limbah barang bekas elektronik (e-waste) ternyata juga dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif (jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisirnya) pada tubuh manusia.
Hal ini terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan dengan sampel udara yang dikumpulkan dari Taizhou, salah satu tempat pembuangan limbah barang elektronik terbesar di daerah China.
Peneliti mengungkapkan bahwa limbah barang elektronik seperti komputer, televisi atau ponsel dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler, kerusakan DNA dan bahkan kanker.
Penelitian tersebut dimaksudkan untuk mengukur dampak limbah barang elektronik pada paru-paru manusia dan sel epitel. Para peneliti ingin menguji tingkat Interleukin-8 (IL-8) yang diyakini berperan dalam respons inflamasi, dan Reactive Oxygen Species (ROS) yang merupakan molekul kimia reaktif yang mampu menghasilkan kerusakan sel.
Para peneliti juga mencoba untuk mendeteksi ekspresi gen p53. Gen ini bertindak sebagai penekan tumor dengan mensintesiskan protein, yang membantu mencegah kerusakan sel. Ekspresi gen ini bertindak sebagai indikator kerusakan sel.
Peneliti mencatat adanya peningkatan yang signifikan pada tingkat IL-8 dan ROS. Perkembangan yang sama juga diamati di tingkat protein p53. Risiko dari polutan larut organik tampaknya jauh lebih tinggi daripada polusi larut air.
"Baik respons inflamasi (peradangan) dan stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan DNA, yang dapat menyebabkan oncogenesis atau bahkan kanker. Tentu saja, respons inflamasi dan stres oksidatif juga terkait dengan penyakit lain, seperti penyakit kardiovaskular (pembuluh darah)," jelas Dr Fangxing Yang dari Zhejiang University, seperti dilansir Lifemojo, Kamis (2/6/2011).
Dr Yang percaya bahwa teknik lama pasti akan membutuhkan beberapa perbaikan. Ia juga menentang pembongkaran 'terbuka' limbah barang elektronik dan berfokus pada pentingnya metode perlindungan yang tepat untuk para pekerja di lokasi. Dia juga mendesak produsen untuk memperhatikan lingkungan serta menggunakan bahan yang ramah manusia dalam produksi.
detik
No comments:
Post a Comment