Libur akhir pekan seharusnya membuat orang kembali bugar untuk beraktivitas pada pekan berikutnya. Namun usai berlibur, sebagian orang justru mengalami 'jetlag' yakni mengantuk dan tak bergairah sehingga kurang produktif di hari Senin.
Lazimnya orang mengalami jetlag setelah bepergian dengan pesawat terbang ke daerah tertentu dengan zona waktu sangat berbeda. Jetlag di hari Senin hanya istilah untuk menggambarkan kondisi seseorang yang mengantuk pada waktu yang tidak semestinya.
Pakar gangguan tidur dari Edinburgh Sleep Center, Dr Chris Idzikowski mengatakan salah satu pemicu 'jetlag' di hari Senin adalah terlalu banyak tidur di akhir pekan. Akibatnya jam biologis atau body clock melambat dan butuh waktu untuk menyesuaikan diri.
"Ini semacam bentuk ringan dari Seasonal Affective Disorder (SAD). Jam biologis akan melambat jika sepanjang pekan telah bekerja keras, lalu mendadak tidur terus di akhir pekan," ungkap Dr Idzikowski seperti dikutip dari Guardian, Senin (30/5/2011).
SAD sendiri merupakan gangguan suasana hati yang sering muncul pada beberapa orang setiap pergantian musim terutama musim dingin dan musim panas. Sesuai musimnya, SAD yang ditandai dengan gejala depresi sering disebut juga Winter Blues atau Summer Blues.
Sama seperti SAD, gejala mengantuk di hari Senin juga disebabkan oleh perubahan jam biologis. Jika pada SAD pemicunya adalah perbedaan lamanya matahari bersinar, mengantuk di hari Senin lebih dipicu oleh perubahan aktivitas seseorang berikut pola tidurnya.
Pada akhir pekan, kebanyakan orang memilih bangun lebih siang dari biasanya dan bahkan melanjutkan tidur setelah beraktivitas ringan seperti mandi dan sarapan pagi. Makin banyak waktu yang dihabiskan untuk tidur, tubuh makin sulit menyesuaikan ritme saat harus kembali ke rutinitas.
Di sisi lain, kurang istirahat di hari libur juga bisa memicu rasa letih saat harus kembali beraktivitas. Kondisi ini akan memperburuk stres yang telah menumpuk sepanjang pekan sebelumnya, lalu menyebabkan rasa kantuk yang tidak tertahankan.
Apapun pemicunya, karyawan yang selalu butuh adaptasi di awal pekan dinilai sangat mengganggu produktivitas. Sebuah perusahaan konsultan tenaga kerja di Inggris, Office Angels mencatat kerugian akibat mengantuk di hari Senin bisa mencapai Rp 1,6 triliun tiap tahun.
Beberapa orang memang memiliki jam biologis yang fleksibel sehingga jarang mengantuk atau mengalami masalah dengan adaptasi di awal pekan. Namun bagi yang selalu bermasalah, beberapa cara berikut ini bisa dilakukan untuk mengurangi dampaknya.
Lazimnya orang mengalami jetlag setelah bepergian dengan pesawat terbang ke daerah tertentu dengan zona waktu sangat berbeda. Jetlag di hari Senin hanya istilah untuk menggambarkan kondisi seseorang yang mengantuk pada waktu yang tidak semestinya.
Pakar gangguan tidur dari Edinburgh Sleep Center, Dr Chris Idzikowski mengatakan salah satu pemicu 'jetlag' di hari Senin adalah terlalu banyak tidur di akhir pekan. Akibatnya jam biologis atau body clock melambat dan butuh waktu untuk menyesuaikan diri.
"Ini semacam bentuk ringan dari Seasonal Affective Disorder (SAD). Jam biologis akan melambat jika sepanjang pekan telah bekerja keras, lalu mendadak tidur terus di akhir pekan," ungkap Dr Idzikowski seperti dikutip dari Guardian, Senin (30/5/2011).
SAD sendiri merupakan gangguan suasana hati yang sering muncul pada beberapa orang setiap pergantian musim terutama musim dingin dan musim panas. Sesuai musimnya, SAD yang ditandai dengan gejala depresi sering disebut juga Winter Blues atau Summer Blues.
Sama seperti SAD, gejala mengantuk di hari Senin juga disebabkan oleh perubahan jam biologis. Jika pada SAD pemicunya adalah perbedaan lamanya matahari bersinar, mengantuk di hari Senin lebih dipicu oleh perubahan aktivitas seseorang berikut pola tidurnya.
Pada akhir pekan, kebanyakan orang memilih bangun lebih siang dari biasanya dan bahkan melanjutkan tidur setelah beraktivitas ringan seperti mandi dan sarapan pagi. Makin banyak waktu yang dihabiskan untuk tidur, tubuh makin sulit menyesuaikan ritme saat harus kembali ke rutinitas.
Di sisi lain, kurang istirahat di hari libur juga bisa memicu rasa letih saat harus kembali beraktivitas. Kondisi ini akan memperburuk stres yang telah menumpuk sepanjang pekan sebelumnya, lalu menyebabkan rasa kantuk yang tidak tertahankan.
Apapun pemicunya, karyawan yang selalu butuh adaptasi di awal pekan dinilai sangat mengganggu produktivitas. Sebuah perusahaan konsultan tenaga kerja di Inggris, Office Angels mencatat kerugian akibat mengantuk di hari Senin bisa mencapai Rp 1,6 triliun tiap tahun.
Beberapa orang memang memiliki jam biologis yang fleksibel sehingga jarang mengantuk atau mengalami masalah dengan adaptasi di awal pekan. Namun bagi yang selalu bermasalah, beberapa cara berikut ini bisa dilakukan untuk mengurangi dampaknya.
1. Biasakan mencicil pekerjaan
Jika sulit mengatasi rasa kantuk tiap pekan, kerjakan apa yang bisa dilakukan sebelum libur akhir pekan. Sedikit banyak hal ini akan mengurangi beban di awal pekan sehingga tak masalah meski agak mengantuk, karena ritmenya jadi lebih longgar.
2. Berangkat awal di hari Senin
Terburu-buru di awal pekan hanya akan meningkatkan level stres, apalagi jika harus terjebak lalu lintas yang macet. Dengan datang lebih awal, ritmenya bisa lebih longgar dan terhindar dari kemacetan.
3. Pastikan cukup istirahat di akhir pekan
Cukup istirahat berarti tidak kurang dan tidak berlebihan. Sebisa mungkin jangan mengubah pola tidur, misalnya dengan tidak bangun terlalu siang maupun tidur terlalu malam di akhir pekan.
4. Bersikap positif di awal pekan
Stres di hari Senin seringkali akan berlangsung sepanjang pekan, karena itu cegah dengan selalu berpikir positif. Nikmati pekerjaan dan lakukan apa saja untuk tidak mengeluh sedikitpun, karena mengeluh hanya akan meningkatkan stres yang pada akhirnya bikin lebih mengantuk.
5. Istirahat sejenak
Jika rasa kantuk sudah tak tertahankan, beristirahatlah untuk menghindari kesalahan atau kecerobohan. Melakukan aktivitas ringan seperti pergi ke toilet atau ngobrol sejenak dengan rekan kerja bisa mengurangi stres dan rasa kantuk.
detik
No comments:
Post a Comment