Selama ini rokok dianggap paling banyak menyebabkan kanker tenggorokan. Tapi penemuan terbaru menunjukkan bahwa virus yang menyebar melalui oral seks sekarang menjadi penyebab utama kanker tenggorokan.
Ilmuwan yang melakukan penelitian menunjukkan bahwa Human Papilloma Virus (HPV) yang menyebar selama hubungan seks tanpa kondom dapat menyebabkan kanker mulut yang berpotensi mematikan dalam beberapa dekade terakhir.
Untuk itu, dokter kini telah banyak menyerukan agar anak laki-laki juga melakukan vaksinasi HPV seperti halnya remaja putri, untuk menghentikan penyebaran virus HPV tersebut.
"HPV yang menular melalui hubungan seksual merupakan penyebab yang lebih besar dari beberapa kanker mulut ketimbang tembakau," jelas Prof Maura Gillison dari Ohio State University di Columbus, seperti dilansir Dailymail, Senin (21/2/2011).
Menurut Prof Gillison, meski bukti ilmiah belum sepenuhnya mengetahui apakah vaksin dapat melindungi orang dari infeksi HPV yang menyebabkan kanker, tapi sejauh ini vaksin telah terbukti sangat efektif. 90 persen vaksin HPV efektif mencegah infeksi virus yang juga menyebabkan kanker serviks pada wanita tersebut.
Dokter semakin khawatir bahwa virus yang menyebar melalui aktivitas seksual ini berada di belakang peningkatan kanker.
Di Inggris kejadian kanker tenggorokan meningkat tajam, sementara di AS timbulnya kanker mulut terkait dengan HPV menjadi dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir.
Menurut Prof Gillison, di Swedia pada 1970-an, sekitar seperempat dari kanker amandel terkait dengan HPV, tetapi pada pertengahan 2000-an angka tersebut menjadi 90 persen.
"Itu data yang paling menarik, dalam suatu populasi dengan peningkatan kanker tonsular atau kejadian kanker orofaring yang kita lihat di sejumlah tempat di seluruh dunia, mungkin disebabkan oleh HPV," katanya.
Prof Gillison mengatakan, seseorang yang terinfeksi HPV 16, yaitu strain virus HPV yang terkait dengan kanker mulut, meningkatkan risiko menjadi 14 kali lipta mengalami kanker orofaringeal (kanker pangkal lidah, belakang tenggorokan atau tonsil).
"Yang paling kuat terkait dengan infeksi HPV oral adalah jumlah pasangan seks yang melakukan aktivitas seks oral. Semakin banyak partner seks yang Anda miliki, semakin besar kemungkinan Anda terinfeksi HPV oral," jelas Prof Gillison.
Tahun lalu sebuah studi di Johns Hopkins University menemukan bahwa HPV menimbulkan risiko lebih besar terkena kanker dari rokok atau alkohol.
Studi di Amerika pada 300 partisipan menunjukkan bahwa orang dengan lebih dari enam pasangan seks, hampir sembilan kali lebih berisiko tertular penyakit ini. Sementara orang yang sudah mengalami infeksi HPV oral sebelumnya, 32 kali lebih besar untuk mengembangkan kanker.
Ilmuwan yang melakukan penelitian menunjukkan bahwa Human Papilloma Virus (HPV) yang menyebar selama hubungan seks tanpa kondom dapat menyebabkan kanker mulut yang berpotensi mematikan dalam beberapa dekade terakhir.
Untuk itu, dokter kini telah banyak menyerukan agar anak laki-laki juga melakukan vaksinasi HPV seperti halnya remaja putri, untuk menghentikan penyebaran virus HPV tersebut.
"HPV yang menular melalui hubungan seksual merupakan penyebab yang lebih besar dari beberapa kanker mulut ketimbang tembakau," jelas Prof Maura Gillison dari Ohio State University di Columbus, seperti dilansir Dailymail, Senin (21/2/2011).
Menurut Prof Gillison, meski bukti ilmiah belum sepenuhnya mengetahui apakah vaksin dapat melindungi orang dari infeksi HPV yang menyebabkan kanker, tapi sejauh ini vaksin telah terbukti sangat efektif. 90 persen vaksin HPV efektif mencegah infeksi virus yang juga menyebabkan kanker serviks pada wanita tersebut.
Dokter semakin khawatir bahwa virus yang menyebar melalui aktivitas seksual ini berada di belakang peningkatan kanker.
Di Inggris kejadian kanker tenggorokan meningkat tajam, sementara di AS timbulnya kanker mulut terkait dengan HPV menjadi dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir.
Menurut Prof Gillison, di Swedia pada 1970-an, sekitar seperempat dari kanker amandel terkait dengan HPV, tetapi pada pertengahan 2000-an angka tersebut menjadi 90 persen.
"Itu data yang paling menarik, dalam suatu populasi dengan peningkatan kanker tonsular atau kejadian kanker orofaring yang kita lihat di sejumlah tempat di seluruh dunia, mungkin disebabkan oleh HPV," katanya.
Prof Gillison mengatakan, seseorang yang terinfeksi HPV 16, yaitu strain virus HPV yang terkait dengan kanker mulut, meningkatkan risiko menjadi 14 kali lipta mengalami kanker orofaringeal (kanker pangkal lidah, belakang tenggorokan atau tonsil).
"Yang paling kuat terkait dengan infeksi HPV oral adalah jumlah pasangan seks yang melakukan aktivitas seks oral. Semakin banyak partner seks yang Anda miliki, semakin besar kemungkinan Anda terinfeksi HPV oral," jelas Prof Gillison.
Tahun lalu sebuah studi di Johns Hopkins University menemukan bahwa HPV menimbulkan risiko lebih besar terkena kanker dari rokok atau alkohol.
Studi di Amerika pada 300 partisipan menunjukkan bahwa orang dengan lebih dari enam pasangan seks, hampir sembilan kali lebih berisiko tertular penyakit ini. Sementara orang yang sudah mengalami infeksi HPV oral sebelumnya, 32 kali lebih besar untuk mengembangkan kanker.
detik
No comments:
Post a Comment