Keinginan untuk berhubungan seks bisa timbul pada siapapun, termasuk ibu yang baru melahirkan. Tapi kapan sebaiknya perempuan yang baru melahirkan boleh berhubungan seks?
Melahirkan merupakan suatu proses yang cukup traumatis bagi perempuan. Jika ia melahirkan melalui vagina, maka jaringan vagina yang halus akan menjadi tegang, memar atau ada yang robek, sehingga dibutuhkan waktu beberapa minggu untuk menyembuhkan cedera ini.
Selain itu melahirkan juga melibatkan perubahan hormon yang sangat besar serta tekanan emosi. Sebagai konsekuensinya, sangat sedikit perempuan yang merasa seksi setelah melahirkan dan juga emosi yang tidak terkontrol.
Seperti dikutip dari Netdoctor.co.uk, Jumat (7/1/2011) secara umum, perempuan harus mempertimbangkan terlebih dahulu apakah ia bisa melakukan hubungan seks penuh atau tidak sampai ia melakukan pemeriksaan pasca melahirkan (postnatal check up). Pemeriksaan ini biasanya terjadi sekitar enam minggu setelah melahirkan. Namun umumnya perempuan belum merasa siap untuk melakukan hubungan seks secara penuh, terutama jika ia memiliki jahitan dan permukaan vagina yang sakit.
Dilansir dari Babycenter, selama proses melahirkan, rahim dan leher rahim mengalami perubahan yang signifikan. Dan selama fase penyembuhan, lapisan rahim terutama tempat di mana plasenta ditempelkan rentan terhadap infeksi. Karenanya hubungan seksual sangat rentan menularkan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi.
Warna dari lokhia (perdarahan pasca melahirkan) bisa menjadi tanda proses penyembuhan dari lapisan rahim. Kondisi ini bisa berlangsung selama 3-8 minggu. Jika lokhia tidak lagi berwarna merah terang atau sudah berwarna putih kekuningan, maka itu menjadi tanda proses penyembuhan lapisan hampir selesai.
Melahirkan merupakan suatu proses yang cukup traumatis bagi perempuan. Jika ia melahirkan melalui vagina, maka jaringan vagina yang halus akan menjadi tegang, memar atau ada yang robek, sehingga dibutuhkan waktu beberapa minggu untuk menyembuhkan cedera ini.
Selain itu melahirkan juga melibatkan perubahan hormon yang sangat besar serta tekanan emosi. Sebagai konsekuensinya, sangat sedikit perempuan yang merasa seksi setelah melahirkan dan juga emosi yang tidak terkontrol.
Seperti dikutip dari Netdoctor.co.uk, Jumat (7/1/2011) secara umum, perempuan harus mempertimbangkan terlebih dahulu apakah ia bisa melakukan hubungan seks penuh atau tidak sampai ia melakukan pemeriksaan pasca melahirkan (postnatal check up). Pemeriksaan ini biasanya terjadi sekitar enam minggu setelah melahirkan. Namun umumnya perempuan belum merasa siap untuk melakukan hubungan seks secara penuh, terutama jika ia memiliki jahitan dan permukaan vagina yang sakit.
Dilansir dari Babycenter, selama proses melahirkan, rahim dan leher rahim mengalami perubahan yang signifikan. Dan selama fase penyembuhan, lapisan rahim terutama tempat di mana plasenta ditempelkan rentan terhadap infeksi. Karenanya hubungan seksual sangat rentan menularkan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi.
Warna dari lokhia (perdarahan pasca melahirkan) bisa menjadi tanda proses penyembuhan dari lapisan rahim. Kondisi ini bisa berlangsung selama 3-8 minggu. Jika lokhia tidak lagi berwarna merah terang atau sudah berwarna putih kekuningan, maka itu menjadi tanda proses penyembuhan lapisan hampir selesai.
Kondisi ini mungkin sudah aman bagi perempuan untuk melakukan hubungan intim lagi. Tapi jika kondisi vagina yang robek masih dalam proses penyembuhan, maka harus menunggu waktu lebih lama lagi untuk bisa berhubungan intim.
Jika seseorang mencoba melakukan hubungan seksual yang terlalu cepat, maka hal ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit tapi juga dapat mengganggu proses penyembuhan luka yang mungkin memerlukan prosedur operasi lain.
Sebaiknya ibu yang baru melahirkan menunggu minimal enam minggu sebelum melakukan hubungan seksual. Serta tak ada salahnya menanyakan tenaga kesehatan untuk memastikan apakah vagina dan perineum (daerah antara lubang dubur dan alat kemaluan luar) sudah cukup sembuh dan aman untuk berhubungan seks.
detik
No comments:
Post a Comment