Sebuah penelitian di Inggris mengindikasikan, anak-anak zaman sekarang cenderung lebih "lemah" dan kesulitan melakukan tugas-tugas fisik yang sebenarnya mudah bagi generasi mereka sebelumnya.
Riset para ahli di Essex University menunjukkan, anak-anak usia 10 tahun pada era sekarang memiliki otot yang lebih lemah ketimbang anak-anak yang lahir satu dekade sebelumnya.
Riset para ahli di Essex University menunjukkan, anak-anak usia 10 tahun pada era sekarang memiliki otot yang lebih lemah ketimbang anak-anak yang lahir satu dekade sebelumnya.
Peneliti memperkirakan, hal ini kemungkinan besar disebabkan perubahan gaya hidup, di mana anak zaman sekarang lebih senang beraktivitas di dalam ruangan, seperti bermain komputer atau games. Sedangkan anak-anak pada masa sebelumnya lebih banyak bermain di ruang terbuka dengan beragam aktivitas fisik, seperti memanjat pohon, naik tangga, atau bergelantungan pada batang besi di taman.
Seperti dilaporkan dalam jurnal Acta Paediatrica, anak-anak sekarang cenderung kesulitan melakukan gerakan seperti bergelantungan di tangga dinding ataupun sit-up dalam hitungan yang banyak. Selain mengalami penurunan dalam hal kekuatan, anak-anak sekarang pun kesulitan dalam mencengkeram benda dengan baik.
Riset yang digagas Dr Gavin Sandercock, pakar kebugaran anak dari Essex University, ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes kemampuan dua kelompok anak pada era yang berbeda. Kelompok pertama adalah mereka yang berusia 10 tahun pada 2008 dan kelompok kedua adalah anak berusia 10 tahun pada 1998.
Seperti dilaporkan dalam jurnal Acta Paediatrica, anak-anak sekarang cenderung kesulitan melakukan gerakan seperti bergelantungan di tangga dinding ataupun sit-up dalam hitungan yang banyak. Selain mengalami penurunan dalam hal kekuatan, anak-anak sekarang pun kesulitan dalam mencengkeram benda dengan baik.
Riset yang digagas Dr Gavin Sandercock, pakar kebugaran anak dari Essex University, ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes kemampuan dua kelompok anak pada era yang berbeda. Kelompok pertama adalah mereka yang berusia 10 tahun pada 2008 dan kelompok kedua adalah anak berusia 10 tahun pada 1998.
Penelitian menunjukkan, kemampuan anak melakukan sit-up mengalami penurunan sebanyak 27,1 persen. Kekuatan otot tangan juga menurun 26 persen dan daya cengkeram anak menurun 7 persen.
Selain itu, jika pada 1998 satu di antara 20 anak tidak mampu menahan bobot tubuhnya saat bergelantungan di tangga dinding, selang satu dekade kemudian tercatat ada satu dari 10 anak tak mampu melakukannya.
"Ini mungkin disebabkan adanya perubahan pola aktivitas di antara anak-anak Inggris berusia 10 tahun. Misalnya, kurang beraktivitas seperti memanjat pohon atau naik tali-temali untuk bersenang-senang. Secara khusus, aktivitas seperti ini dapat meningkatkan kekuatan anak-anak dan membuat mereka mampu mengangkat dan menahan bobot mereka sendiri. Fakta bahwa 10 persen anak gagal dalam tes tangga dinding dan 10 persen lainnya menolak melakukannya sungguh mengejutkan," kata Dr Sandercock.
Selain itu, jika pada 1998 satu di antara 20 anak tidak mampu menahan bobot tubuhnya saat bergelantungan di tangga dinding, selang satu dekade kemudian tercatat ada satu dari 10 anak tak mampu melakukannya.
"Ini mungkin disebabkan adanya perubahan pola aktivitas di antara anak-anak Inggris berusia 10 tahun. Misalnya, kurang beraktivitas seperti memanjat pohon atau naik tali-temali untuk bersenang-senang. Secara khusus, aktivitas seperti ini dapat meningkatkan kekuatan anak-anak dan membuat mereka mampu mengangkat dan menahan bobot mereka sendiri. Fakta bahwa 10 persen anak gagal dalam tes tangga dinding dan 10 persen lainnya menolak melakukannya sungguh mengejutkan," kata Dr Sandercock.
Penelitian juga menemukan bahwa dua kelompok anak ini memiliki massa tubuh yang sama. Hal ini berarti bahwa anak usia 10 tahun pada zaman sekarang sepertinya memiliki lebih banyak lemak dan massa otot yang lebih rendah dibanding generasi sebelumnya.
Kompas
No comments:
Post a Comment