Ibu hamil tidak dianjurkan tinggal di rumah yang jaraknya terlalu dekat jalan utama, karena kepadatan lalu lintas dan polusi akan mempengaruhi kehamilan. Pada jarak kurang dari 200 meter, risiko melahirkan prematur meningkat 50 persen.
Jalan utama umumnya memiliki kepadatan lalu lintas yang sangat tinggi, contohnya jalan-jalan yang menghubungkan antar kota dan antar provinsi. Biasanya kepadatan lalu lintasnya sangat padat karena banyak kendaraan yang berlalu lalang.
Ilustrasi : Tempat tinggal yang bebas dari polusi udara & kebisingan |
Tingkat kebisingan dan polusi yang cukup tinggi diyakini bisa mempengaruhi kehamilan. Hal itu terbukti dalam penelitian Dr Takashi Yorifuji dari Okayama Graduate School of Medicine terhadap 14.226 kelahiran di kota Shizuka antara tahun 1993-2008.
Dr Takashi mendapati risiko untuk melahirkan bayi prematur lebih tinggi pada ibu-ibu yang tinggal dekat jalan utama. Pada jarak kurang dari 200 meter, risiko itu meningkat 15 persen dan jika dikonversi dengan berbagai faktor maka peningkatan risikonya menjadi 50 persen.
Polusi dan kebisingan memicu peningkatan tekanan darah dan pecahnya membran yang membungkus janin di dalam kandungan. Keduanya merupakan faktor risiko untuk melahirkan sebelum waktu normal.
"Selain itu, kami menemukan bahwa ibu rumah tangga lebih rentan mengalami dampak tersebut dibandingkan ibu-ibu kantoran yang lebih jarang berada di rumah," ungkap Dr Takashi seperti dikutip dari Telegraph, (Jumat 4/12/2010).
Hasil penelitian ini cukup penting mengingat bayi prematur punya risiko tinggi untuk mengalami masalah kesehatan jangka panjang seperti cerebral palsy, tuli dan kebutaan. Bahkan jika lahir sebelum usia kehamilan 27 pekan, peluang untuk bertahan hidup hanya sekitar 55-80 persen.
Organisasi kesehatan dunia WHO menetapkan, kelahiran normal terjadi pada setelah kehamilan mencapai usia sekitar 40 pekan. Sedangkan bayi dikatakan lahir prematur apabila usia kemamilan belum mencapai 37 pekan.
detikhealth
No comments:
Post a Comment